Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Mengotori Kawasan Wisata Nias

Kompas.com - 02/05/2017, 06:38 WIB
Hendrik Yanto Halawa

Penulis

GUNUNGSITOLI, KOMPAS.com – Sedikitnya 20 orang pemuda yang tergabung dalam Freediving, memprakarsai pembersihan kawasan wisata dari sampah plastik, terutama kawasan wisata yang berada di tepi pantai. Salah satunya Museum Pusaka Nias, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara.

Hal itu disampaikan David Wong, kepada KompasTravel, Minggu (30/4/2017).

Menurut David, aksi bersih sampah di laut dilakukan karena pengunjung maupun kapal-kapal serta warga masyarakat membuang sampah di laut. Akibatnya sampah banyak bertebaran di sekitar kawasan wisata.

"Kami di sini mencoba memberikan motivasi kepada pihak museum dalam hal memberikan sampah di kawasannya terutama museum yang memang sangat dekat dengan laut,"  katanya.

(BACA: Soal Sampah dan Target Meraih 375.000 Turis AS, Ini Langkah Kemenpar)

David Wong menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kebersihan lingkungan di kawasan wisata dan menggerakkan remaja berperan aktif membersihkan lingkungan sekitar.

Selain pembersihan sampah di laut, lanjut David, Freediving juga memiliki agenda pembersihan kawasan wisata lainnya agar wisatawan datang ke Kepulauan Nias.

Direktur Museum Pusaka Nias, Nata’alui Duha, menyambut baik kegiatan yang dilakukan kelompok Freediving ini dengan mempersilakan membersihkan sampah–sampah yang ada di kawasan pantai dan laut Museum Pusaka Nias.

"Kelompok ini yang suka menyelam di tempat kita dan titik snorkeling lainnya,” kata Nata’alui Duha.

KOMPAS.com/HENDRIK YANTO HALAWA Kelompok Freediving mengangkat sampah-sampah padat yang sudah tenggelam di laut, Kepulauan Nias, Sumut, Minggu (30/4/2017).
Menurut Duha, pihaknya mendukung kegiatan tersebut agar lingkungan museum terbebas dari sampah. "Pembuangan sampah di laut itu akhirnya bermuara ke museum ini," katanya.

Duha mengusulkan agar kegiatan bersih-bersih sampah dilakukan saat museum sedang ramai pengunjung karena dapat memberikan dampak atau pengaruh kepada pengunjung untuk tidak membuang sampah di laut.

"Kita mau ada efek dari kegiatan itu, sehingga warga dan pengunjung menyadari agar tidak membuang sampah sembarangan terutama di kawasan wisata terlebih di laut,” katanya.

Nata’alui Duha berharap pemerintah bisa mengapresiasi dan memberi dukungan dalam kegiatan Freediving ini. Alasannya pemuda merupakan organisasi penting saat ini yang bisa berperan aktif dalam memajukan kawasan wisata. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com