Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melancong ke Banjarmasin? Wajib Datangi 6 Tempat Ini

Kompas.com - 02/05/2017, 12:08 WIB
I Made Asdhiana

Penulis

Museum Wasaka diresmikan pada 10 November 1991 oleh Gubernur Kalimantan Selatan kala itu, HM Said. Museum ini berupa rumah tradisional Banjar berbentuk rumah panggung berbahan kayu ulin, yaitu Bubungan Tinggi.

Dulunya museum ini merupakan rumah tinggal warga, Datuk Djalal yang dibangun tahun 1810.

3. Masjid Sultan Suriansyah

Jangan mengaku pernah ke Banjarmasin jika belum mengunjungi Masjid Sultan Suriansyah. Wisatawan wajib mendatangi masjid ini. Pasalnya Masjid Sultan Suriansyah merupakan masjid tertua di Kalimantan Selatan.

Dibangun pada era Kerajaan Banjar di masa pemerintahan Sultan Suriansyah (1526-1550) yang merupakan Raja Banjar pertama menganut agama Islam. Diperkirakan usai masjid ini mencapai 500 tahun dan termasuk salah satu masjid tertua di Indonesia.

Bangunan Masjid Sultan Suriansyah yang beralamat di Jalan Kuin Utara, berarsitektur khas Banjar, yakni berkonstruksi panggung dan beratap tumpang.

Meski beberapa kali dipugar, nuansa kekunoan masjid tetap terjaga. Sejumlah daun pintu berukir peninggalan awal, meski tak difungsikan lagi, tetap dijejerkan di sekitar dinding masjid. Mimbar kuno dari kayu ulin pun tetap dipertahankan.

Sekitar 200 meter dari lokasi masjid terdapat kompleks makam Sultan Suriansyah.  

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Irma Sasirangan, salah satu penjual kain tradisional khas Banjar di Kampung Batik Sasirangan, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (25/4/2017).
4. Kampung Batik Sasirangan

Ingin tahu kain tradisional khas Banjar? Datanglah ke Kampung Batik Sasirangan di Komplek Madani/Mandiri IV Blok B7, Jalan Sultan Adam, Banjarmasin.

Kain Sasirangan biasanya digunakan untuk upacara adat suku Banjar. Sasirangan berasal dari kata menyirang (menjelujur), di mana proses pembuatan kain tersebut adalah menjelujur yang diikat dengan tali raffia dan dilanjutkan dengan dicelup.

Awalnya kain ini dikenal sebagai kain untuk "batatamba" atau penyembuhan orang sakit dan harus dipesan khusus.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Irma Sasirangan, salah satu penjual kain tradisional khas Banjar di Kampung Batik Sasirangan, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (25/4/2017).
Warna dan motif yang terdapat pada kain ini memiliki arti tersendiri. Misalnya kain warna hijau merupakan simbol bahwa pemakainya sedang dalam proses mengobati penyakit lumpuh atau stroke.

Sementara warna hitam merupakan simbol bahwa pemakainya sedang dalam proses mengobati penyakit demam dan kulit gatal-gatal.

Kini batik sasirangan berkembang dan dicari warga Banjarmasin dan wisatawan sebagai buah tangan alias oleh-oleh khas Kalimantan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com