Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Mengemas Tempe Agar Awet Dikirim Lintas Benua

Kompas.com - 27/05/2017, 17:21 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Bagi Anda yang ingin bepergian ke luar negeri, seperti belajar hingga pergi haji pasti akan rindu dengan makanan khas Indonesia, termasuk tempe.

Beberapa wisatawan Indonesia biasanya membawa tempe dalam keadaan mentah. Selain itu bisa juga dikirim dalam jumlah banyak dengan menggunakan kargo, tentunya bisa sampai lebih lama, bahkan berhari-hari.

Namun, tempe bukanlah makanan yang tahan lama, kandungan bakteri baik (rizhopus oligophorus) di dalamnya membuat ia rentan basi.

Berikut tips membawa tempe ke luar negeri agar tahan berhari-hari saat perjalanan maupun penyimpanan tanpa lemari pendingin.

(BACA: Berminat Wisata Edukasi ke Rumah Tempe Indonesia? Ini Caranya...)

KompasTravel mengutip saran-saran dari para pengerajin di Rumah Tempe Indonesia (RTI) yang terbiasa mengirim tempe dalam skala besar ke berbagai negara.

“Kuncinya itu menggunakan si bakteri baik, agar tidak tercemar atau berubah jadi bakteri yang bikin basi,” ujar Andri (32), koordinator produksi di RTI  kepada KompasTravel saat berkunjung pada Rabu (24/5/2017).

Ia menyarankan untuk membungkus rapat menggunakan vakum sehingga tidak ada udara keluar masuk plastik tempe tersebut.

(BACA: Wisata Rumah Tempe Indonesia, Melihat Produksi Tempe yang Diakui Dunia)

Namun, tempe yang divakum ialah yang belum berkembang jamur dari raginya. Biasanya satu hari sebelum matang atau siap konsumsi.

“Jadi enaknya bilang ke produsennya, atau yang jualnya pesan sebelum tempe jadi atau jamur raginya belum tumbuh, segera divakum dan jangan dibolongi,” ujar Andri.

Plastik tempe sendiri pada umumnya memiliki sobekan-sobekan kecil, guna mengalirkan udara untuk kebutuhan hidup bakteri baiknya.

KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Wisatawan mahasiswa dari Jakarta belajar mengenai produksi tempe yang higienis di Rumah Tempe Indonesia (RTI), Bogor, Selasa (23/5/2017). Selain untuk percontohan pabrik tempe yang higienis, RTI ini juga menjadi wisata edukasi.
Setelah tempe sampai tujuan, baru Anda bisa melubangi atau memberikan sobekan-sobekan kecil di permukaan plastik pembungkus tempe. Kemudian diamkan satu hari agar jamur bakteri baikya berkembang, Setelah itu baru siap masak.

Untuk pelubangan atau pemberian sobekan di plastik, ia sarankan jangan sampai menganga, cukup sobekan kecil. Pasalnya jika lubang menganga akan menjadi tempat masuknya bakteri lain dan membuat cepat basi.

Agar tempe bisa bertahan lama, tentunya Anda harus menggunakan tempe yang dibuat secara higienis. Salah satunya seperti merek-merek yang dibuat di RTI ini, sehingga ketahanan tempe semakin lama, dan tidak berubah rasa.

“Kalau sudah jadi tempe baru divakum, tidak kuat lama karena bakterinya sudah tumbuh duluan sebelum divakum,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com