JAKARTA, KOMPAS.com - Matahari terus merangkak naik pada Kamis (15/7/2017). Amanda Najla Khrisnandya (17) dan Kevin Bagas (17) berkumpul di halaman Gereja Immanuel Jakarta bersama puluhan siswa-siswi lainnya.
Mereka datang dari sekolah-sekolah yang beragam seperti Kanisius, Al Izhar, Tarakanita, dan sekolah-sekolah lain.
Sekitar pukul 08.30 WIB, mereka masuk ke dalam Gereja Immanuel dan duduk di bangku-bangku gereja.
Kemudian, Ketua Majelis Jemaat Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB), Pendeta Chiko Saren menjelaskan sekilas tentang sejarah berdirinya Gereja Immanuel, cara beribadah umat Kristen Protestan, dan pesan-pesan persatuan.
(BACA: Puluhan Siswa Ikuti Wisata Keliling Rumah Ibadah di Jakarta)
Siswa-siswa diberikan kesempatan untuk naik ke lantai dua melalui tangga. Mereka lalu keluar dari gereja dan selanjutnya masuk ke dalam bus. Mereka kemudian pergi ke Gereja Katedral yang letaknya tak jauh dari Gereja Immanuel.
Staf Media Relations dan Humas Gereja Katedral, Susyana Suwadie menjelaskan pula tentang sejarah Gereja Katedral. Ia pun mengajak anak-anak berkeliling bagian gereja dan menjelaskan setiap sudut gereja. Sebelumnya, juga ada tanya jawab antara siswa dan perwakilan Gereja Katedral.
Lewat pukul 11.00 WIB, rombongan pergi ke seberang Gereja Katedral. Mereka masuk dan menuju selasar masjid di lantai dua. Mereka duduk dan mendengarkan penjelasan tentang sejarah Masjid Istiqlal.
Seorang perwakilan dari Masjid Istiqlal memandu siswa-siswi dan turut memberikan semangat ke-Indonesia-an.
Sontak, siswa-siswi bersemangat. Pada akhir acara, Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar sempat menyapa dan memberikan sambutan kepada para siswa.
Dari Masjid Istiqlal, siswa-siswi masih melanjutkan perjalanan ke Kuil Hoseji di dekat Manggarai. Mereka berkesempatan melihat umat Buddha beribadah yang langsung dipimpin oleh dua biksu dari Jepang.
Persinggahan terakhir adalah Pura Aditya Jaya di Rawamangun. Para siswa terlihat masih bersemangat untuk mengenal tempat-tempat ibadah agama-agama yang ada di Indonesia. Perjalanan wisata rumah ibadah di Jakarta ini berakhir sekitar pukul 19.00 WIB dan ditutup dengan nyanyian lagu Tanah Air.
Mengenal keberagaman
Perjalanan ke tempat-tempat ibadah tersebut adalah acara yang diselenggarakan oleh Komunitas Bhinneka dengan bekerja sama lintas komunitas dan pemerintah. Format acara adalah mengenalkan keberagaman melalui wisata rumah ibadah di Jakarta dengan slogan "Bersatu Dalam Keberagaman"
Setiap tempat ibadah para siswa akan mendapatkan penjelasan dari pemuka agama dan berkeliling tempat ibadah.
"Sebenarnya kami ingin anak-anak mengenal rumah ibadah. Isinya seperti apa, simbol agama seperti apa, esensinya bagaimana," kata Arie kepada KompasTravel di Gereja Immanuel, Jakarta.
Amanda saat berbincang dengan KompasTravel di Masjid Istiqlal mengatakan ikut program wisata atas rekomendasi orang tua. Ia tak menyangka bahwa ia bisa mengetahui berbagai macam agama melalui perjalanan wisata rumah ibadah.
"Harapannya bisa tahu lebih banyak agama-agama. Kan di Indonesia banyak agama.
Saya sudah kenalan dari sini. Belajar toleransi itu pertanda baik buat masa depan," ujar Amanda yang sekolah di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 1 Ngawi, Jawa Timur itu.
"Menurut saya lebih asyik daripada belajar di kelas lihat presentasi langsung. Kita lihat langsung dan dengar langsung dari pemuka agama. Menurut saya, hal-hal seperti ini melihat langsung itu asyik," ucapnya.
Baik Amanda maupun Bagas berharap perbedaan yang ada di Indonesia bisa diterima dengan baik. Pembelajaran keberagaman lewat kegiatan wisata adalah suatu cara yang bisa dilakukan oleh anak-anak muda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.