i. Asuransi kesehatan atas nama sendiri yang meliputi semua daerah Schengen dengan durasi selama perjalanan di Schengen sejumlah 30.000 euro. Bisa dibeli online untuk asuransi tertentu, seperti di www.axa-insurance.co.id
j. Bukti bahwa Anda akan kembali ke negara asal setelah perjalanan ke Schengen, seperti Surat Sponsor dari perusahaan/sekolah/kampus, kontrak kerja, sertifikat rumah/perjanjian sewa rumah
k. Reservasi hotel selama di Schengen yang bisa dipesan, dibatalkan atau bayar nanti melalui agoda.com atau booking.com
l. Surat undangan/sponsor dari keluarga atau kerabat di Schengen jika ada, dengan legalisir dari pemerintah setempat di mana sponsor tinggal di Belanda, paspor dan kartu identitas Belanda.
Surat yang harus diminta ke sponsor dari Belanda adalah:
1. The municipal personal records database (BRP). Ini semacam surat penduduk dari Belanda.
2. Bewijs van garantstelling en/of particuliere logiesverstrekking.
3. Proof of sponsorship and/or private accommodation. Ini surat pernyataan akan tinggal di rumah sponsor yang dilegalisir sama pemerintah setempat.
4. Copy passport sponsor.
5. Sponsor' Verblijfstitel (ID card sponsor).
6. Invitation letter dari sponsor.
m. Buku tabungan/rekening bank atau slip gaji selama 3 bulan terakhir (saldo sebanyak 24 euro atau Rp 350.000 per hari dikali lama perjalanan ke Schengen).
2. Membuat Jadwal Pertemuan
Bila semua dokumen di atas sudah lengkap (atau bisa disiapkan paralel), barulah mengajukan jadwal pertemuan dengan staf VFS, sebaiknya 2-4 minggu sebelum keberangkatan, melalui link ini: http://www.vfsglobal.com/netherlands/indonesia/schedule-an-appointment.html
Status pengurusan visa dapat dicek melalui: http://www.vfsglobal.com/netherlands/indonesia/track-application.html. Sayangnya, informasi status yang diberikan di sini tidak begitu akurat dan updated.
3. Penerbangan (Rp 5.000.000 atau Rp 12.500.000 pp)
Setelah visa Schengen diperoleh, saatnya membeli tiket pesawat. Dalam memilih maskapai kami memutuskannya berdasarkan rencana liburan dan tentunya harga.
Misalkan, jika memilih Emirates Airways kami bisa transit di Dubai selama 4 hari dengan membayar 55 dollar AS untuk visa 96 jam.
Harga tiket pesawatnya pun lumayan murah dibanding maskapai lainnya, berhubung waktu liburan ramai, kami mendapatkan harga lebih mahal.
Biaya tiket penerbangan bervariasi antara Rp 5 juta hingga Rp 7 juta untuk low season (Februari, Maret, September, Oktober). Di saat high season (Juni, Juli, Agustus, Desember, Januari) harga tiket bisa menjadi dua kali lipat.
4. Transportasi (bus Rp 3.000.000 dan kereta Rp 6.650.000)
Sebelum memutuskan pilihan transportasi, ada baiknya kita tidak buta peta. Cari tahu di mana letak negara-negara yang akan kita kunjungi, sehingga alur transportasi jadi lebih efisien.
Teman saya pernah berkunjung ke Paris dari Vienna kemudian balik/turun lagi ke Venice sebelum melanjutkan ke Belgia.
Berikut itinerary kami di Eropa: Amsterdam - Munich - Salzburg - Venice - Paris - Brussels - Amsterdam.
Banyak pilihan untuk transportasi antar-negara di Eropa. Mulai dari menyewa mobil, bus, kereta maupun pesawat.
a. Sewa Mobil. Biaya sewa mobil di Belanda cukup mahal, mulai dari 15 euro atau Rp 200.000 per hari hingga 95 euro atau Rp 1.400.000 tanpa sopir. Belum termasuk bahan bakar, biaya parkir dan aturan jalanan yang berbeda dengan di Indonesia.
b. Bus. Biaya terhemat adalah dengan menggunakan Flixbus: https://www.flixbus.com. Misalkan dari Munich, Jerman ke Salzburg, Austria biayanya berkisar 11 euro atau Rp 160.000, dari Paris ke Brussels dengan harga 15 euro atau Rp 215.000 untuk sekali jalan. Repotnya, perjalanan akan memakan waktu lebih lama.
d. Eurail. Kami memutuskan untuk naik kereta dengan Eurail agar lebih bisa menikmati pemandangan alam Eropa. Meski tidak murah, namun mudah menggunakannya sesuai rencana perjalanan kami.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.