Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kayanya Tradisi Jawa pada Semangkuk Bubur

Kompas.com - 14/08/2017, 16:52 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bubur ternyata tidak hanya sebuah kuliner biasa. Dalam masyarakat Jawa, bubur yang juga disebut jenang merupakan makanan yang memiliki banyak doa dan pengharapan mulia.

"Bubur terbagi jadi dua jenis, untuk konsumsi sehari-hari dan untuk keperluan ritual adat," ujar Murdijati Gardjito (75), Guru Besar dan peneliti pangan di UGM saat dihubungi KompasTravel, Sabtu (12/8/2017).

Dalam kebudayaan masyarakat Jawa yang tersebar dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, bubur atau yang juga disebut jenang untuk keperluan ritual budaya terdapat tujuh macam.

(BACA: Bubur Lemu seperti Buatan Gibran Bisa untuk Memulihkan Tenaga)

"Karena bahasa Jawa tujuh itu pitu, buat orang Jawa singkatan dari pitulungan, minta permohonan kepada Tuhan, minta pertolongan kepada Tuhan agar hajatnya dikabulkan," kata Gardjito.

Ketujuh bubur beserta tradisinya tersebut terdiri dari dua corak yaitu bubur merah dan bubur putih, yang mengalami perpaduan. 

Jenang campurTribun Jogja/Hamim Thohari Jenang campur

Ketujuh bubur ini adalah:

1. Bubur putih

Bubur ini hanya memakai garam, santan, dan daun salam. Disajikan kepada masyarakat seusai berkegiatan bersama. Sensasi wangi utamanya dari daun salam dan rasa gurihnya dari santan.

2. Bubur merah

Bubur merah di sini merupakan bubur yang diberi gula palma, yaitu gula yang terbuat dari tanaman palma seperti kelapa, siwalat, atau yang populer dari aren. Manis dan wanginya aren tentu akan menggoda siapa pun yang menyantapnya.

3. Jenang slewah dan pliringan

Keduanya merupakan campuran bubur merah dan putih sebelumnya. Bubur slewah sebagian sisinya puth, sebagian lagi merah. Sedangkan bubur pliringan menempatkan bubur putih di tengah bubur merah.

(BACA: Bubur Lemu yang Eksis Sebelum Indonesia Merdeka)

Filosofi dari keduanya ialah sebagai keseimbangan, ada siang ada malam, kadang senang kadang sudah, ada siang ada malam.

"Bubur putih itu simbol dari kekuatan atau simbol dari ayah. Merah simbol ibu atau darah saat melahirkan. Jadi itu mengingatkan kita akan kelahiran ke dunia, dikehandaki oleh Tuhan, melawati kedua orangtua," kata Murdijati.

Festival Jenang Solo 2016 digelar 14-17 Februari di koridor Ngarsopuro, Solo, Jawa Tengah.KOMPAS/ERWIN EDHI PRASETYA Festival Jenang Solo 2016 digelar 14-17 Februari di koridor Ngarsopuro, Solo, Jawa Tengah.
4. Jenang palang

Lalu ada yang bubur yang membentuk palang putih di antara bubur merah, seperti lambang Palang Merah Indonesia (PMI).

"Ini melambangkan hidup itu penuh dengan masalah, jadi supaya disadari, masalah itu untuk diselesaikan bukan untuk dihindari," kata Guru Besar yang masih aktif menerbitkan buku-buku khasanah kuliner Indonesia ini.

5. Jenang baro-baro

Jenang atau bubur ini merupakan bubur merah yang di atasnya diberi parutan kelapa dan diberi sisiran atau parutan gula palma yang berwarna kemerahan.

6. Jenang manggul

Bubur ini berwujud putih, ditaburi kacang-kacangan seperti kedelai hitam goreng, kacang tanah goreng, lalu irisan telur, abon, dan sambal goreng tempe. Bubur ini bisa ditemukan setiap menjelang satu Muharam penanggalan hijriyah.

Mengandung filosofi yang dalam yaitu dari kata "manggul" yang berarti memanggul beban. Mengingatkan kepada anak dalam satu keluarga agar selalu memanggul atau menjunjung tinggi kehormatan orangtua.

Pandanus Green Tea dari Savis. Teh ini memiliki rasa dan aroma seperti jenang sumsum.CATUR GUNA YUYUN ANG Pandanus Green Tea dari Savis. Teh ini memiliki rasa dan aroma seperti jenang sumsum.
"Makanya membawa panggul/manggul itu membawa tapi di atas panggul. Jadi setiap tahun itu ada peringatan, anak itu harus mikul nduwur mendem jero. Artinya menjunjung tinggi dan menjaga keamanan serta kehormatan keluarganya," kata Murdijati.

7. Bubur sumsum

Terakhir yang paling populer ialah bubur sumsum yang biasa dikonsumsi sehari-hari. Ternyata bubur ini fungsinya mengembalikan stamina setelah lelah menyelenggarakan hajat atau perayaan adat, seperti pernikahan.

Bubur yang mengandung karbohidrat dan cairan kinca atau gula palma cair itu dibagikan pada semua yang membantu terselenggaranya acara. Sebagai rasa syukur, ucapan terima kasih dan pemulihan tenaga.

Bubur ini juga memiliki nama lain bubur lemu di Solo, sementara nama bubur sumsum lebih terkenal di Yogyakarta dan daerah lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com