Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Yogyakarta, Ada Peragaan Busana Tradisi di JEC

Kompas.com - 24/08/2017, 07:15 WIB
Kontributor Yogyakarta, Teuku Muhammad Guci Syaifudin

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Jogja Fashion Week (JFW) 2017 resmi dibuka di Jogja Ekspo Center (JEC), Jalan Raya Janti, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Rabu (23/8/2017). JFW yang digelar untuk 12 kalinya itu berlangsung 23-27 Agustus 2017.

Pembukaan JFW diawali dengan peragaan busana sejumlah model-model cantik. Mereka berlenggak-lenggok di atas catwalk menggunakan busana yang bahannya merupakan produk perajin asal DIY. Satu di antaranya batik geblek, yaitu motif batik yang berasal dari Kabupaten Kulon Progo.

Pembukaan kegiatan yang digelar Pemerintah Provinsi DIY itu dihadiri Dirjen IKM Kementerian Perindustrian Gati Nibananingsih, Kepala Perindustrian dan Perdagangan (Diperindag) DIY Budi Antono, dan sejumlah pihak yang mendukung kegiatan itu.

JFW tahun ini mengangkat tema "Dream in Harmony" atau bermimpi dalam keselarasan. Budi mengatakan, ada 174 pelaku industri kecil dan menengah (IKM) dan usaha kecil dan menegah (UKM) terlibat dalam fashion exhibition yang sudah digelar di JFW 2017.

Menurutnya, jumlah pelaku UKM dan IKM yang mengikuti JFW itu lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. "Dari 174 peserta itu, kami pilah di dua tempat. Sebanyak 168 ditempatkan di stand reguler, sedangkan enam lainnya ditempatkan di stand khusus," kata Budi.

Tak hanya eksibisi, lanjut Budi, terdapat beberapa kegiatan lainnya digelar selama JFW berlangsung. Antara lain fashion seminar, fashion competition, fashion show, fashion art, talkshow, dan carnival.

Menurutnya, pelaksanaan peragaan busana itu digelar selama pelaksanaan JFW berlangsung. "Untuk membedakan dengan fashion show yang lain, di JKW ini khusus pakaian tradisional Jawa gaya Jogja. Peragaan busana ini baru pertama kali karena tahun sebelumnya belum pernah diselenggarakan," katanya.

Untuk Fashion Art bakal dilaksanakan Rabu 23 Agustus 2017 pukul 10.45 WIB sampai 11.45 WIB.

Fashion Art pada JFW ke-12 ini dikombinasikan dengan potensi batik dari lima kota/kabupaten di DIY. Antara lain, Ceplok Segoro dari Kota Yogyakarta, Gebleg Renteng dari Kabupaten Kulon Progo, Walang dari Kabupaten Gunungkidul, Parijotho dari Kabupaten Sleman, dan Kembang Kates dari Kabupaten Bantul.

Budi menjelaskan, JFW juga sebagai wahana eksistensi perancang-perancang mode dengan kreasi wastra nusantara yang lebih variatif dan tidak meninggalkan unsur budaya lokal. Kegiatan itu bisa menjadi semangat dan inspirasi bagi desainer agar mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Seorang model tengah memperagakan busana dalam pembukaan Jogja Fashion Week (JFW) 2017 di Jogja Ekspo Center, Jalan Raya Janti, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Rabu (23/8/2017). JFW yang digelar untuk ke-12 kalinya itu berlangsung 23-27 Agustus 2017.KOMPAS.com/TEUKU MUH GUCI S Seorang model tengah memperagakan busana dalam pembukaan Jogja Fashion Week (JFW) 2017 di Jogja Ekspo Center, Jalan Raya Janti, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Rabu (23/8/2017). JFW yang digelar untuk ke-12 kalinya itu berlangsung 23-27 Agustus 2017.
"Untuk JFW tahun ini kami juga ingin tingkat transaksi yang terjadi ikut meningkat, karena tahun ini kami selenggarakan tidak berbayar dengan harapan peserta menurunkan harga sedikit sehingga animo masyarakat banyak tidak seperti tahun sebelumnya," tutur Budi.

Budi mengatakan, sesuai dengan tema yang diangkat, penyelenggaraan JFW tahun ini merupakan upaya menjadikan Yogyakarta sebagai kota modenya di Indonesia.

Alasannya produk kreatif mode di DIY semakin berkembang dan meningkat sehingga diakui di kancah mode nasional. "Terbukti dengan tumbuhnya industri fashion yang ditandai dengan tumbuh kembangnya rumah-rumah mode," ujar Budi.

Selain berkembangnya pelaku industri mode, pelaku usaha yang menghasilkan produk mode dengan mengangkat seni, budaya, dan tradisi juga semakin meningkat.

Menurutnya, produk berbasis seni budaya tradisi ini menuju kesempurnaan dan sebagai pintu gerbang mode Indonesia. "Oleh karena itu kita harus berani bermimpi kalau Yogyakarta bisa menjadi kota fashion-nya Indonesia," kata Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com