Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Resep Empal Gentong Haji Apud Sejak 1994

Kompas.com - 06/09/2017, 22:04 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

CIREBON, KOMPAS.COM - Berwisata ke Cirebon, jangan lupa mencicipi ragam kuliner khasnya yang terkenal lezat. Sebut saja nasi lengko, docang, nasi jamblang, dan tentunya empal gentong juga empal asam.

Dari deretan penjual empal gentong, salah satu kedai yang cukup legendaris ialah Empal Asam dan Empal Gentong Haji Apud. Kiprahnya di dunia empal sudah eksis sejak 1994. Bahkan kedainya diklaim sebagai tempat kelahiran empal asam.

Tempat kuliner khas Cirebon ini memang sudah cukup terkenal. Ada tiga cabang di sekitar Kota Cirebon antara lain di Jalan Tujuh Pahlawan Revolusi (Tuparev), Jalan Juanda atau biasa disebut Plered, dan kawasan Batik Trusmi. 

BACA: Lezatnya Empal Asem Cirebon, Ini Empal Gentong Tanpa Santan

Anak kedua Haji Mahfudz (Apud) yang kini berperan sebagai penanggung jawab masakan kedai ini, Husen Agung (34) menceritakan perjalanan kakeknya yang dulu merintis kuliner legendaris di Cirebon ini. Dulu namanya Empal Gentong Pak Kumis.

"Dulu kakek di tahun 1994 awal jualan masih pake gentong dari tanah liat yang dipikul keliling pusat Kota Cirebon. Dulu pusat kota masih banyak kebun-kebun hijau," ujarnya saat disambangi KompasTravel di sela acara pembukaan Ibis Budget Cirebon, Selasa (5/8/2017).

Pikulan empal gentong memang amat besar dibanding pikulan kuliner lainnya seperti soto ataupun doclang. Bukan hanya besar, beratnyapun lebih dari yang lain karena gentong besarnya terbuat dari tanah liat.

Berbeda dengan empal gentong, hidangan ini disebut empal asem, yang juga merupakan kuliner khas Cirebon, di Sate Kambing Muda Haji Apud.KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Berbeda dengan empal gentong, hidangan ini disebut empal asem, yang juga merupakan kuliner khas Cirebon, di Sate Kambing Muda Haji Apud.
Salah satu kunci racikan empal gentong yang enak, menurut Husen, adalah dimasak semua langsung ke dalam gentong dan menggunakan kayu akar sebagai perapiannya.

"Biar enak, semua rempah dan daging dimasak dalam satu gentong. Rempahnya akan meresap sepanjang perebusan," ungkap Husen.

BACA: Nasi Jamblang Ibad Otoy Cirebon Bikin Ketagihan

Pada tahun 2002, kakek Husentidak lagi berjualan keliling dan mulai ingin berinovasi karena menu empal gentong dan nasi lengko sudah mulai terasa bosan bagi penggemarnya. Akhirnya kakeknya mencetuskan empal asam. Santan yang biasa digunakan dalam empal gentong digantinya dengan belimbing wuluh.

"Bisa juga jadi alternatif untuk yang kolesterol, atau menghindari santan," ujar Husen.

Pada 2009, ketika kedai sudah beralih kuasa ke bapaknya yang bernama Mahfudz, nama kedai pun diubah menjadi Empal Gentong dan Empal Asam H Apud. Hal tersebut dilakukan setelah bapaknya pulang menunaikan ibadah haji.

Trik menyesuaikan zaman

Seiring berjalannya waktu, semakin banyak penggemar kuliner empal yang datang dari berbagai kota terutama Jakata dan Bandung. Pesanan untuk acara-acara besar pun kian ramai dari dua kota tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com