Pada tahun 2002, kakek Husentidak lagi berjualan keliling dan mulai ingin berinovasi karena menu empal gentong dan nasi lengko sudah mulai terasa bosan bagi penggemarnya. Akhirnya kakeknya mencetuskan empal asam. Santan yang biasa digunakan dalam empal gentong digantinya dengan belimbing wuluh.
"Bisa juga jadi alternatif untuk yang kolesterol, atau menghindari santan," ujar Husen.
Pada 2009, ketika kedai sudah beralih kuasa ke bapaknya yang bernama Mahfudz, nama kedai pun diubah menjadi Empal Gentong dan Empal Asam H Apud. Hal tersebut dilakukan setelah bapaknya pulang menunaikan ibadah haji.
Trik menyesuaikan zaman
Seiring berjalannya waktu, semakin banyak penggemar kuliner empal yang datang dari berbagai kota terutama Jakata dan Bandung. Pesanan untuk acara-acara besar pun kian ramai dari dua kota tersebut.
Gentong yang jadi tempat masak sudah tak bisa menampung kuota memasak di tiga cabangnya saat itu. Alhasil sebagai orang yang bertanggung jawab di dapur, Husen harus menggunakan panci besar dengan kapasitas satu sampai dua kwintal daging sapi.
"Supaya tetap lezat, daging dan rempah dimasak dulu di panci besar sampai benar-benar meresap. Setelah itu baru daging dipisah. Rempahnya masuk ke gentong, dihangatkan terus sama kayu bakar," ungkapnya.
Dengan begitu, cita rasa hidangan empal gentong dan empal asamnya akan tetap sama seperti yang dirintis kakeknya. Dengan komposisi rempah yang sama, menurutnya para pelanggannya tetap suka dan balik lagi ke kedainya.
BACA: Balik lewat Cirebon? Coba Mampir Dulu ke Sentra Oleh-oleh Ini
Selain itu, Husen juga memanfaatkan media sosial berupa Instagram di tiap cabang kedai untuk mempromosikan kuliner-kuliner tradisional Cirebon. Alhasil dalam satu hari kerja, ia bisa menjual 800-900 porsi. Sedangkan akhir pekan atau liburan bisa lebih dari 1.300 porsi empal yang terjual.
Bagi yang ingin menantang kelezatan empalnya, cobalah datang ke kedai ini mulai pukul 09.00-21.00 WIB. Satu porsi empal gentong ataupun asam dihargai Rp 23.000. Tersedia juga sate kambing muda dengan harga satu porsi isi 10 tusuk Rp 40.000. Ada juga nasi lengko khas Cirebon yang dihargai Rp 15.000.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan