Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sopir Taksi di Jalur Pendakian Gunung Ijen

Kompas.com - 12/09/2017, 07:12 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Dian Marsino (29) duduk termenung di sebuah sisi jalur pendakian Gunung Ijen, Jawa Timur pada dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.

Tangannya mencoba menyulut sebatang rokok untuk menemani udara malam yang cukup "menusuk" tulang. Di sekitarnya, ada tiga rekannya yang juga duduk sambil menutup tubuhnya dengan sarung.

"Ojek, Mas. Ojeknya, Mas," kata Marsino kepada para pendaki yang melewatinya.

(BACA: Menabung Setahun, Penambang Belerang Ini Bangun Homestay di Gunung Ijen)

Berulang kali ia menawarkan jasa ojek kepada para pendaki Gunung Ijen. Selain kata "ojek", ia juga tak jarang juga menyebutkan kata "taksi".

"Yoo taksi-taksinya, Mas," begitu ia ucapkan.

Pengojek atau supir supir taksimengantarkan wisatawan untuk menuruni jalur pendakian Gunung Ijen, Jawa Timur (9/9/2017). Pengojek atau supir taksi itu akan mengantarkan wisatawan menggunakan gerobak.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Pengojek atau supir supir taksimengantarkan wisatawan untuk menuruni jalur pendakian Gunung Ijen, Jawa Timur (9/9/2017). Pengojek atau supir taksi itu akan mengantarkan wisatawan menggunakan gerobak.
Kemudian, pendaki-pendaki Gunung Ijen meninggalkan tempat Marsino duduk. Ia kembali bergelut dengan dinginnya malam untuk mencari sesuap nasi dari jasa "ojek" atau "taksi" di Gunung Ijen.

(BACA: Wangi Kopi di Kaki Gunung Ijen)

Bila tak ada pendaki yang lewat, suara angin yang menerpa daun pohon cemara akan jelas terdengar.

"Saya jam 12 malam sudah sampai di jalur pendakian. Setiap hari saya bekerja nawarkan ojek," kata Marsino kepada KompasTravel beberapa waktu lalu di tengah jalur pendakian Gunung Ijen.

(BACA: Pembangunan Kereta Gantung di Kawah Ijen Segera Dimulai)

Marsino adalah salah satu pengojek atau "sopir taksi" di Gunung Ijen sejak tahun 2015. Berbekal jaket, sepatu boot, dan celana olahraga panjang mereka menerjang malam demi sesuap nasi. Pekerjaan ini ia geluti sebagai sampingan ketika tak mengantarkan batu belerang.

"Dapat pelanggannya ya gak tentu, Mas," ujarnya.

Pengojek atau supir supir taksi mengantarkan wisatawan menuruni jalur pendakian Gunung Ijen, Jawa Timur (9/9/2017). Pengojek atau supir taksi itu akan mengantarkan wisatawan menggunakan gerobak.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Pengojek atau supir supir taksi mengantarkan wisatawan menuruni jalur pendakian Gunung Ijen, Jawa Timur (9/9/2017). Pengojek atau supir taksi itu akan mengantarkan wisatawan menggunakan gerobak.
Dari pekerjaannya, terkadang ia bisa mengantarkan pendaki dengan kendaraan khusus berbentuk gerobak sebanyak 20 kali dalam satu bulan. Namun, hasilnya tak ia nikmati sendiri.

"Kalau naik itu ditarik tiga orang. Dua orang narik dari depan, dan satu dorong. Itu uangnya dibagi tiga," jelasnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com