Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klarifikasi Ahli soal Hewan Diduga Harimau Jawa yang Tertangkap Kamera

Kompas.com - 26/09/2017, 20:08 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

PANDEGLANG, KOMPAS.com - Akhir-akhir ini tepatnya 25 Agustus 2017, dunia konservasi Indonesia dikejutkan dengan satwa yang menyerupai harimau jawa, dan berhasil difoto. Sedangkan hewat tersebut telah berkali-kali dinyatakan punah, terakhir 1989 secara resmi oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Kejadian ini terjadi di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), di areal Padang Pengembalaan Cidaon. Lokasi tersebut memang menjadi tempat berkumpulnya hewan-hewan herbivora di TNUK, seperti banteng, merak, rusa, dan yang lainnya.

(BACA: 4 Nama Badak Baru di TN Ujung Kulon dan Cerita di Baliknya)

Kepala TN UK, Mamat Rahmat menanggapi serius hal tersebut. Pihak TN UK bersama para peneliti dan LSM langsung mengumpulkan fakta lapangan, dan mengolah data-datanya. Ia menuturkan bukti terkuat yang saat ini bisa dilihat hasilnya baru lewat foto dan video, saksi mata.

"Kucing besar itu tertangkap kamera sedang menikmati banteng mati. Di mana corak warnanya bebeda dengan corak macan tutul (Panthera pardus) yang sering dijumpai di kamera maupun langsung," ujar Rahmat, saat perayaan Hari Badak Dunia di TN UK, Sabtu (23/9/2017).

Ia menjelaskan, yang terekam dalam kamera pocket pegawai ialah corak loreng vertikal, seperti foto pada artikel ini. Namun tentu menurutnya hal itu juga bisa terjadi karena keterbatasan kemampuan kamera saat melakukan zoom digital sebanyak tujuh kali (maksimum).

Menurutnya secara sekilas, terlihat di video dan gambar, perawakannya lebih kecil dari harimau. Namun, pihak TN UK menduga hal ini bisa jadi anak harimau Jawa (Phantera tigris sondaica), karena siapa yang menyebabkan lumpuhnya banteng tidak terekam.

"Dari wujud ekor yang mengecil itu lebih ke macan, kalau harimau ekornya makin membesar ke ujung. Tapi suara 'auman' besar sekali pas perburuan, sayang kameranya gak langsung nangkep," ungkap Rahmat.

Perjalanan menuju Taman Nasional Ujung Kulon, Kabupaten Pandeglang, Banten, Jumat (1/5/2015).KOMPAS/INGKI RINALDI Perjalanan menuju Taman Nasional Ujung Kulon, Kabupaten Pandeglang, Banten, Jumat (1/5/2015).
Sementara salah satu pihak peneliti yang ikut mendalami langsung, WWF Indonesia menyatakan 90 persen hasil foto dan video yang ada, bukan menunjukkan harimau jawa.

"Untuk foto kucing besar sampai saat ini tidak terbukti itu harimau. Dugaan kita itu macan dahan, atau Panthera pardus," terang Arnold Sitompul, Direktur Konservasi WWF, dalam acara yang sama.

Dugaan WWF sementara karena morfologi (ukuran/bentuk) kepalanya lebih kecil dari harimau, tinggi badan setara merak dewasa, panjang ekor juga kurang, mencerminkan ciri dasar harimau.

"Sayangnya dalam video dan foto itu tidak terlihat cara berburunya, apakah harimau atau macan. Makanya hasil kunjungan tim investigasi masih perlu diperkaya, masih terus berjalan dan saya belum dapet update terkini," tutup Arnold.

Tindakan lebih lanjut

Akhirnya para pihak TNUK, peneliti, polisi hutan, dan LSM konservasi pun membentuk tim khusus untuk melakukan pengarsipan data-data pendukung. Mulai dari mengambil sample-sample luka di banteng, kotoran-kotoran binatang di sekitarnya, jejak, kandungan air, hingga memasang puluhan camera trap tambahan yang dipantau terus selama dua bulan.

"Masih harus ditunggu sekitar dua bulan ke depan. Menunggu hasil camera trao, hasil DNA yang dikirim ke Kedokteran Hewan IPB yang juga akan bekerja sama dengan lembaga riset lainnya," kata Rahmat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com