Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Agung di Mata Pendaki Indonesia

Kompas.com - 28/09/2017, 22:04 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gunung Agung di Bali memang tidak temasuk tujuh gunung tertinggi di Indonesia. Meski begitu, jalur pendakiannya tak bisa dipandang sebelah mata.

Di mata para pendaki Indonesia, Gunung Agung punya keunikan dan kisah tersendiri.

"Saya naik lewat Pura Pasar Agung. Jalurnya setelah melewati jalur hutan cukup 'edan'. Bebatuan terjal, unreal, dan bikin kaki pegal. Apalagi kalau dari Pura Pasar Agung, jalur ke puncak harus melipir punggungan (gunung)," tutur Meizal Rossi, salah seorang yang baru-baru ini mendaki Gunung Agung, kepada KompasTravel.

Untuk pendakian "tektok" alias tanpa kemping, Gunung Agung rupanya cukup menguras tenaga. Meizal menyebutkan bahwa di gunung tersebut tidak ada sumber air. 

"Secara karakter kalderanya mirip dengan Gunung Ciremai (Kuningan, Jawa Barat)," tambahnya.

BACA: Bila Gunung Agung Erupsi, Kota Denpasar Jadi Tempat Evakuasi Wisatawan

Pendaki lain, Iwan Setiawan mengatakan bahwa hutan di Gunung Agung masih cukup rapat dan selalu diselimuti kabut pada siang hingga sore hari.

"Kalau lewat jalur Pura Agung Besakih, jalurnya nanjak terus. Kelihatan kan dari foto udara. Kawasan puncaknya tidak ada vegetasi, dominan pasir dan batu. Jalan setapak menanjak dengan beberapa puncak tipuan sebelum sampai puncak tertinggi di bibir kawah," papar Iwan yang melakukan pendakian saat Ekspedisi Cincin Api Kompas kepada KompasTravel.

Gunung Agung merupakan gunung yang paling disakralkan oleh umat Hindu di Bali. Tak heran, gunung ini dipenuhi aura mistis serta punya banyak aturan adat yang wajib dipatuhi.

Polisi dan warga memantau aktifitas Gunung Agung di Pos Pemantauan Desa Rendang, Karangasem, Bali, Jumat (15/9). Sejak Kamis (14/9), status Gunung Agung dinaikkan menjadi level waspada menyusul peningkatan aktifitas gunung tersebut sejak bulan Agustus namun hingga kini masih dinyatakan aman. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana Polisi dan warga memantau aktifitas Gunung Agung di Pos Pemantauan Desa Rendang, Karangasem, Bali, Jumat (15/9). Sejak Kamis (14/9), status Gunung Agung dinaikkan menjadi level waspada menyusul peningkatan aktifitas gunung tersebut sejak bulan Agustus namun hingga kini masih dinyatakan aman.

Pada 2009, tim Kartini Petualang pernah mendaki Gunung Agung dari Pura Pasar Agung. Sehari sebelumnya, dilakukan upacara kecil untuk memohon izin dan keselamatan pendakian oleh pedanda (pemuka agama Hindu) di sana.

"Kami duduk tertib di lantai pelataran pura, dan pedanda berada di depan menghadap kami. Lalu doa-doa dia ucapkan, dan sesudahnya diangsurkan asap dari lidi dupa yang menyala selama ritual tersebut," tutur YTA Gultom, anggota Kartini Petualang kepada KompasTravel.

Kemudian, lanjutnya, air dari bokor dengan bunga-bunga dipercikkan ke kami. Ritual ini tidak boleh diikuti oleh perempuan yang sedang haid.

"Setelah itu kami membasuh wajah dengan air yang ada di bokor kami masing-masing," lanjut YTA Gultom.

BACA: Tahun 2016, Sekitar 800 Wisatawan Daki Gunung Agung

Meski dikenal cukup menantang dan kental oleh kesan mistis, Gunung Agung tetap menyisakan pengalaman menyenangkan bagi para pendaki.

"Seru, selalu punya perasaan haru dan senang setelah mendaki titik tertinggi sebuah pulau," tutur Meizal.

Pendaki lainnya, Ni Putu Velda Saraswati, mengungkapkan rasa bahagianya saat melihat kawah Gunung Agung. 

"Bersyukur banget bisa lihat kawahnya waktu itu. Lihat keliling Bali, Gunung Abang, Gunung Batur. Bisa lihat sunrise, lihat awan-awan. Bersyukur juga bisa bisa sembahyang di puncak gunungnya, walau anginnya sangat kencang," tutur pendaki beragama Hindu itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com