Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Cokelat Hangat Sambil Memandang Malaysia dari Sebatik

Kompas.com - 03/10/2017, 14:58 WIB
Sukoco

Penulis

Melalui Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Pemkab Nunukan mengusulkan agar Desa Sungai Limau bisa menjadi desa wisata karena luas lahan kakao masih cukup luas. Apalagi desa yang berada di ketinggian bukit tersebut juga menawarkan pemandangan daratan Wallace Bay atau Sebatiknya Malaysia yang cukup indah.

Lokasi di Desa Sungai Limau tersebut nantinya menjadi tujuan akhir dari wisata cokelat di wilayah perbatasan negeri ini setelah para pengunjung diajak berkeliling di kebun kebun kakao yang tersebar di beberapa desa di Pulau Sebatik.

Para pengunjung nantinya juga bisa melihat secara langsung bagaimana warga di Sebatik menanam dan merawat kebun kakao mereka. Para pengunjung nantinya juga diajak melihat cara pengeringan hingga pengemasan biji kakao sampai dibawa ke pabrik.

Dinas Pertanian dan Perkabunan Kabupaten Nunukan saat ini sudah mulai kembali memina para petani kakao di Sebatik untuk kembali merawat dan menggeluti kebun kakao. Selain akan memperluas area kebun kakao, pemerintah daerah juga akan memberikan pelatihan kepada para petani untuk merawat kebun mereka secara lebih modern.

"Dengan pembinaan tersebut kita harapakan luasan kebun kakao bertambah dan pemahaman pengembangan kebun kakao bisa ditangani secara lebih modern," kata Eko Busi Santosa.

Desa Durian dan Desa Mangga

Selain kakao, pemerintah Kecamatan Sebatik Tengah saat ini sedang mengembangkan beberapa tanaman buah-buahan yang nantinya diharapkan bisa mendukung desa wisata di Sebatik.

Di Desa Bukit Harapan setiap rumah diwajibkan menanam minimal 2 pohon mangga. Anggaran sebesar Rp 800 juta digelontorkan untuk menyukseskan program desa wisata mangga.

Camat Sebatik Tengah, Haini mengatakan, saat ini program penanaman ribuan pohon mangga telah dilaksanakan dan diharapkan beberapa tahun ke depan masyaraat sudah bisa memetik hasilnya.

"Sudah ditanam, anggarannya tahun ini sebesar Rp 800 juta. Harapannya nanti bisa dijadikan desa wisata juga," katanya.

Sebelumnya sejumlah desa di Sebatik seperti Desa Lordes telah terlebih dahulu membudidayakan buah durian untuk ditanam pada puluhan hektar lahan milik warga.

Upaya penanaman durian yang dilakukan sejak awal tahun 2000 tersebut saat ini telah membuahkan hasi. Setiap musim durian, masyarakat di Kabupaten Nunukan mulau berburu buah durian. Beberapa waktu lalu petani durian Sebatik juag mengadakan festival durian.

Keberadaan desa buah tersebut nantinya juga diharapkan akan mampu menghidupkan destinasi pariwisata seperti Pantai Batu Lamampu dan Pantai Kayu Angin yang berada di pesisir perbatasan Sebatik.

Destinasi wisata lainnya seperti wisata patok perbatasan juga diharapkan mampu menarik minat para pengunjung terutama turis dari negara tetangga Malaysia.

“Dengan adanya desa wisata cokelat kita harapkan akan mampu menggerakkan roda perekonomian warga perbatasan dan menimbulkan multi-efek terhadap kunjungan wisatawan ke beberapa destinasi wisata di Sebatik,” kata Haini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com