Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komodo Disebut Alami Stress, Ini Penjelasan Balai TN Komodo

Kompas.com - 14/11/2017, 13:20 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Baru-baru ini beredar kabar bahwa komodo yang hidup di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, mengalami stress akibat banyaknya wisatawan yang datang.

Hal itu rupanya ditampik oleh Kepala Balai TN Komodo, Sudiyono. Ia mengatakan bahwa belum ada bukti yang menunjukkan bahwa komodo mengalami stress.

“Karena mereka (komodo) selama ini masih nyaman. Kalau ada perubahan perilaku mungkin, tapi kalau stress ndak juga. Kalau stress kan hewan akan agresif, dan sekarang belum ada perilaku agresif,” kata Sudiyono saat dihubungi KompasTravel, Senin (13/11/2017).

Baca juga : Benarkah Komodo di Taman Nasional Stress Akibat Banyaknya Wisatawan?

Sudiyono mengatakan hingga saat ini belum ada penelitian khusus yang membuktikan apakah komodo mengalami stress atau tidak. Namun, memang komodo akan lebih agresif ketika diganggu saat sedang makan.

“Mereka (komodo) akan lebih agresif ketika sedang makan kemudian masih lapar atau pun sedang makan lalu diganggu. Jika makanannya habis, tiba-tiba dia lihat ada yang bergerak, pasti insting mereka itu adalah makanan,” kata dia.

Sudiyono memberi contoh tentang pengunjung yang baru-baru ini ditikam komodo. Ia menjelaskan hal tersebut terjadi karena pengunjung tersebut tidak menggunakan jasa pemandu. Padahal pemandu adalah syarat mutlak untuk menjelajah TN Komodo.

Komodo di Taman Nasional Komodo, Resort Loh Buaya, Pulau Rinca, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (10/5/2014).KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Komodo di Taman Nasional Komodo, Resort Loh Buaya, Pulau Rinca, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (10/5/2014).

 

Terkait banyaknya wisatawan, Sudiyono mengatakan jumlah turis akan terbatasi dengan sendirinya karena jumlah pemandu (ranger) yang juga terbatas. Pengunjung TN Komodo juga tidak selalu melihat komodo tapi juga melakukan aktivitas lainnya seperti diving, snorkeling, dan mengunjungi pulau-pulau lainnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT, Maurius Ardu Jelamu mengatakan khawatir dengan kondisi komodo yang diduga alami stress.

"Saya mendapatkan masukan dari wisatawan internasional, beberapa dari Singapura dan Eropa. Ketika mereka ke sana, mereka melihat pola pengaturan kunjungan agak kurang bagus. Karena begitu banyak orang yang masuk,” ujar Marius.

Baca juga : Lihat Komodo Tak Hanya di Pulau Komodo, di Sini Juga Bisa

Marius bercerita ada beberapa kejadian komodo melukai pengunjung. Padahal, lanjut Marius, sebelumnya binatang tersebut tidak berperilaku seperti itu. Maka dari itu perlu diketahui dan diteliti mengapa komodo berperilaku demikian. 

Jika sudah mendapatkan hasil penelitiannya, lanjut Marius, apabila memang Komodo sensitif dengan keberadaan manusia maka bisa diatur pola pengunjungnya.

“Bukan dibatasi, tapi diatur. Misalnya mulai dari jam kunjungan, kemudian ada jeda atau jam kosong (waktu bebas dari pengunjung). Sehingga tidak semua orang tumpah-ruah dalam jam yang sama,” kata Marius.

Wisatawan berfoto di puncak bukit di Pulau Padar dengan latar belakang teluk-teluk yang ada di pulau yang berada di kawasan Taman Nasional Komodo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, tersebut, 31 Agustus 2015.KOMPAS/YOVITA ARIKA Wisatawan berfoto di puncak bukit di Pulau Padar dengan latar belakang teluk-teluk yang ada di pulau yang berada di kawasan Taman Nasional Komodo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, tersebut, 31 Agustus 2015.

Dihubungi secara terpisah, Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) NTT, Abed Frans mengatakan pernah mendengar soal adanya komodo yang mengalami stres akibat adanya kunjungan wisatawan.

“Dari teman-teman dan dari tamu begitu sih katanya. Tapi nggak semua. Nggak tahu juga stressnya dari mana. Kalau saya sih belum yakin juga kalau komodo itu ada yang stress. Padahal kita ditugaskan untuk menaikkan (jumlah) pengunjung,” kata Abed.

Menurut dia, ada kontradiksi antara kepentingan untuk menaikkan jumlah wisatawan dan keberlangsungan ekosistem itu sendiri. Namun, jika memang benar ada komodo yang mengalami stress, Abed menuturkan mungkin pengunjung setiap hari perlu dibatasi.

********************

Mau paket wisata gratis ke Thailand bersama 1 (satu) orang teman? Ikuti kuis kerja sama Omega Hotel Management dan Kompas.com dalam CORDELA VACATION pada link INI. Hadiah sudah termasuk tiket pesawat (PP), penginapan, dan paket tur di Bangkok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com