“Saya terus memberikan motivasi kepada tenaga pengajar di PAUD juga meminta saudara saya di Kampung Paang Lembor untuk sama-sama merawat dan menjaga rumah-rumah adat di miniatur tersebut,” katanya.
Dalam perjalanan waktu, Bandur menjelaskan, pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Manggarai Barat kian menggairahkan sejalan dengan meningkatnya kunjungan wisatawan asing dan Nusantara. Hal itu membuat dirinya merencanakan program pengembangan kerajinan-kerajinan yang digeluti kaum perempuan di Kampung Paang Lembor dan sekitarnya.
Salah satu yang dikembangkan di lembaga itu, lanjut Bandur, adalah memperdayakan kaum perempuan Paang Lembor dan sekitarnya untuk membuat kain tenun songke sesuai motif budaya orang Manggarai Raya.
“Ada tiga perempuan yang tekun dan terus menenun kain songke dengan memakai salah satu rumah adat di miniatur tersebut. Hasil tenunannya untuk meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga. Selain itu, perempuan-perempuan dilatih untuk memperoleh penghasilan sendiri karena para suami mereka merantau ke luar daerah dan luar negeri,” kata Bandur.
Cocok Untuk Menyepi
Miniatur ini terletak di pinggir jalan Negara Ruteng ke Labuan Bajo juga sebaliknya. Lokasinya tak jauh dari perkampungan Paang Lembor.
Selain itu juga letaknya berada di perbatasan antara Kabupaten Manggarai dan Manggarai Barat. Deretan rumah adat yang berada di pinggir jalan ini sangat cocok untuk menyepi karena suasana lingkungannya sangat mendukung untuk melepaskan segala kepenatan pikiran serta kelelahan saat bekerja di kantor.
Selain itu sangat cocok untuk menghabiskan akhir pekan bersama keluarga atau teman kerja. Ada beberapa kamar unik di rumah adat itu bagi tamu yang menginap. Pemasukannya sebagai fundraising bagi pengelola dan pengembangan lembaga itu di masa akan datang.
Pengunjung juga memanfaatkan waktu liburannya saat melintasi Pulau Flores dari Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat sampai di Pulau Lembata.
Di miniatur ini juga dapat menikmati minuman kopi arabika Flores yang disuguhkan kaum perempuan setempat serta dapat melihat langsung cara menenun kain adat Songke Manggarai Raya yang dikerjakan kaum perempuan.
Pada 2014 seorang Konsulat Australia bersama istrinya menginap di salah satu rumah adat di miniatur tersebut saat ritual adat Congko Lokap (ritual membersihkan rumah adat Kampung Paang Lembor).
Kunjungan kerja Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Susana Yembise memberikan pencerahan yang berhubungan dengan pembelaan hak-hak perempuan dan anak serta menginformasikan tentang UU Perlindungan Anak dan Perdagangan Manusia.
Hari itu menteri asal Papua tersebut melihat langsung kaum perempuan yang sedang menenum kain songke khas Manggarai Raya serta memberikan dorongan untuk terus berkreatif sesuai dengan kekhasan masing-masing daerah.