Saung Kreatif Kharisma Alam ini baru berdiri sejak 2007. Namun, tiga tahun pertama ia memproduksi wayang golek, lalu beralih ke kerajinan suvenir kayu, karena lebih banyak peminat.
Wisatawan pun bisa langsung membelinya dengan harga mulai Rp 60.000 hingga jutaan rupiah. Semakin rumit dan besar ukuran kerajinan kayu tersebut, semakin mahal harganya. Paling mahal seperti bentuk kuda kuningan dengan berbagai model, lalu yang sederhana seperti gantungan bentuk kujang.
Permasalahan
Udin dan beberapa pengrajin lainnya memang belum terlalu terbuka dengan wisatawan. Salah satunya adalah urusan menyediakan suvenir khas Kuningan.
Hal tersebut ternyata karena terkendala alat produksi yang masih dikerjakan secara manual. Oleh karena itu, hasil produksi olahan limbah kayu ini sangat terbatas.
"Kendalanya sampai saat ini masih produksi manual, sehingga tidak mencukupi untuk diekspor, atau sekedar supply ke toko-toko suvenir Kuningan," ujar Udin.
Ia mengharapkan adanya bantuan berupa alat-alat produksi, yang bisa membantu ke lima karyawannya. Sampai saat ini ia berhasil memasarkan hingga ke Jambi, dan tahun depan sudah ada rencana ke Kamboja dan Khazakstan.
Ia pun berencana akan membuat fasilitas khusus untuk wisatawan belajar membuat kerajinan tersebut. Sampai saat ini masih sedikit wisatawan yang mau datang untuk belajar dan membeli suvenir tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.