Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Dicari Wisatawan, Gemuruh Ombak Pantai Glagah!

Kompas.com - 06/03/2018, 06:32 WIB
Dani Julius Zebua,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.comPantai Glagah salah satu destinasi wisata laut andalan Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta. Glagah memiliki bibir pantai yang panjang dengan pasirnya yang hitam berkilat.

Hamparan pasirnya lebar sehingga bisa memuat pengunjung dengan jumlah yang tidak terhitung.

Selain keindahan pantai dan cakrawala, obyek wisata ini memiliki magnet kuat pada ombak laut yang bergulung. Ombaknya besar, suaranya bergemuruh. Menyaksikan kehebatan ombak, membangkitkan kagum pada kekuatan alam. Tidak heran Glagah tidak pernah sepi pengunjung.

Baca juga : Pantai Cantik Ini Diprotes Netizen karena Dicat Warna-warni

Pemecah ombak Glagah merupakan salah satu lokasi untuk merasakan sensasi kekuatan ombak itu.

Dua cara menikmati Pantai Glagah di Kulon Progo, yakni dari jalur pemecah ombak atau bermain di pasir pantai yang hitam berkilat.KOMPAS.com/DANI J Dua cara menikmati Pantai Glagah di Kulon Progo, yakni dari jalur pemecah ombak atau bermain di pasir pantai yang hitam berkilat.
Dua bagian pemecah ombak dibangun menjorok hingga ratusan meter ke laut. Tiap bagian terdapat banyak sekali beton bentuk kaki empat, batu-batu gunung ukuran raksasa, maupun beton bentuk kubus yang bertumpuk-tumpuk.

Terdapat jalan beton ratusan meter mengikuti pemecah ombak itu sebagai jalur pengunjung lalu lalang. Di situ, pengunjung memanfaatkan setiap sudut beton-beton pemecah ombak sebagai bilik foto dengan layar gulung ombak maupun garis pantai.

Baca juga : Jangan Merokok di 24 Pantai Ini di Thailand, Melanggar Bisa Dipenjara!

Ribuan orang menghabiskan hari libur, Minggu (4/3/2018) di Glagah. Mereka datang dari berbagai daerah baik dengan bus, mobil, atau berkendara roda dua.

“Ombaknya besar dan bagus. Saya ke sini yang kedua kali,” kata Wahyuningsih, pelajar asal Wates, ibu kota Kabupaten Kulon Progo.

Tanda seadanya sebagai adanya peringatan area berbahaya dan anjuran tidak melintas, sudah lama terpasang. Pengunjung Pantai Glagah di Kulon Progo tetap saja menerobos untuk menyaksikan ombak besar pantai selatan.KOMPAS.com/DANI J Tanda seadanya sebagai adanya peringatan area berbahaya dan anjuran tidak melintas, sudah lama terpasang. Pengunjung Pantai Glagah di Kulon Progo tetap saja menerobos untuk menyaksikan ombak besar pantai selatan.
Wahyu bersama beberapa temannya asal Wates berjalan dan selfie di tiap sudut beton. “Paling bagus dari sana,” kata Wahyu menunjuk ujung jalan beton di situ.

Sebenarnya terdapat pembatas kuning semacam garis pembatas polisi (police line) belasan meter sebelum mencapai ujung jalan beton. Tanda ini merupakan peringatan pada area berbahaya. Kenyataannya, masih banyak pungunjung nekat melintas garis batas lantas berdiri di ujung jalan.

Baca juga : Lima Pantai Cantik di Karangasem Bali

Lokasi beton paling ujung itu memang langsung berhadapan dengan pantai. Di sana pengunjung bisa menyaksikan dan merasakan sensasi gulungan raksasa ombak laut selatan, dari jarak sangat dekat. Tinggi tiap gulungan itu bisa melebihi badan kendaraan bus besar.

Mengabadikan foto di tepi jurang di ujung jalan beton pemecah ombak di Pantai Glagah, Kulon Progo, demi memperoleh latar ombak besar, memang menantang. Tapi pengunjung mesti hati-hati karena di situ area berbahaya. Tepian ujung jalan itu tanpa pengaman. KOMPAS.com/DANI J Mengabadikan foto di tepi jurang di ujung jalan beton pemecah ombak di Pantai Glagah, Kulon Progo, demi memperoleh latar ombak besar, memang menantang. Tapi pengunjung mesti hati-hati karena di situ area berbahaya. Tepian ujung jalan itu tanpa pengaman.
Seperti jurang yang dalam, pengunjung juga bisa melihat beton-beton yang berada di bawah ujung jalan beton. Tampak di sana semua beton kaki empat diselimuti lumut hijau.

Ujung jalan itu tanpa pengaman, tanpa pagar, tanpa pegangan. Oleh karena itu, sekali terpeleset, akibatnya bisa sangat berbahaya. Selain bisa sebabkan cedera parah, korban akan menghadapi ancaman hantaman ombak besar.

Hampir seluruh pengunjung datang sore itu tergoda untuk mendekat. Mereka mengabaikan perasaan bahaya dan sebuah tanda pembatas.

Mereka memilih menerobos police line itu. Mendekati ujung jalan beton. Melongok ke bawah. Menunggu gulungan ombak terbesar dan membiarkannya pecah usai menghantam beton. Lantas selfie sampai puas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com