Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kebanyakan Gudeg di Yogyakarta Dijual Malam sampai Subuh?

Kompas.com - 10/05/2018, 13:21 WIB
Silvita Agmasari,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menyantap gudeg di daerah Yogyakarta butuh niat juga persiapan.

Sebab kebanyakan gudeg legendaris memiliki jam operasional dari malam hari, bahkan sampai subuh.

Alhasil bagi wisatawan yang tak biasa makan tengah malam, harus pintar mengatur waktu makan dan terjaga saat malam.

Baca juga : Akhir Pekan di Yogyakarta, Cicipi 6 Gudeg Legendaris Ini

 

Mengapa para penjual gudeg ini memiliki jam operasional di malam hari?

"Iya, itu ada alasannya. Orang Jawa itu punya filosofi menikmati sesuatu paling bisa dilakukan di malam hari. Sebutannya mat matan," kata pemerhati Kuliner Indonesia dan penulis buku kuliner, Prof Dr. Murdijati Gardjito saat ditemui KompasTravel di kediamannya, Yogyakarta, Rabu (9/5/2018).

Istilah mat matan dalam Jawa dijelaskan Murdijati adalah merasakan sesuatu secara santai, perlahan-lahan, dengan perasaan.

Saat pagi ia menyebutkan biasanya orang sibuk menyiapkan hari, siang sibuk bekerja, dan malam menjadi sisa waktu untuk bersantai.

Tampilan penjualnya seperti gudeg Yogyakarta, ibu-ibu yang berdagang dikelilingi panci panci besar berisikan paket komplit hidangan tersebut.KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Tampilan penjualnya seperti gudeg Yogyakarta, ibu-ibu yang berdagang dikelilingi panci panci besar berisikan paket komplit hidangan tersebut.

Maka tidak heran, menurut Murdijati, di daerah Yogyakarta dan sekitar ada banyak makanan yang dijual hanya pada malam hari. Selain gudeg, ada pula bakmi jawa dan angkringan.

"Kebiasaan itu sudah lama, tetapi lebih tua kebiasaan gudeg dijual di pagi hari. Bubur gudeg itu banyak untuk anak-anak. Perhatikan kalau gudeg malam buburnya lebih sedikit," jelas Murdijati.

Baca juga : Sensasi Makan Gudeg Tengah Malam di Dapur

Konsumen gudeg di malam hari, lanjutnya, didominasi oleh laki-laki. Mereka adalah orang-orang yang sibuk mencari nafkah di pagi hari kemudian malam menikmati gudeg.

"Saat belum ada kesetaraan gender, perempuan pergi beli makan di malam hari itu dianggap kurang etis," sebut Murdijati. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com