Tentunya kegiatan ini meningkatkan martabat, budaya dan kuda itu bagian dari kebudayaan bagi masyarakat Sumba. Mereka merasa pemerintah sangat menghargai usaha mereka.
Marius mengatakan pihaknya ingin menunjukkan kepada publik bahwa selain kuda, festival ini juga melengkapinya dengan tenun ikat.
"Bagaimana proses pembuatan tenun ikat yang sangat menarik dan kita ingin memberikan pembelajaran bagi generasi muda bahwa seni budaya itu identitas martabat yang keaslian harus dipertahankan, karena itu daya tarik, sangat unik dan tidak berada di tempat lain," tuturnya.
Bupati Sumba Barat Agustinus Niga Dapawole mengaku bangga karena Sumba Barat menjadi tempat berlangsungnya kegiatan berskala nasional itu.
Agustinus pun merasa senang, karena banyak sekali warga, tamu undangan dan wisatawan yang hadir dalam kegiatan itu
"Ini jelas berdampak terhadap pendapatan asli kabupaten. Tentunya kita tetap akan terus menjaga pelestarian kuda sandel di Sumba. Termasuk juga dengan tenun ikat Sumba," tutupnya.
Parade 1.001 Kuda Sandalwood dan Festival Tenun Ikat, akan digelar di dua kabupaten di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), tanggal 7-12 Juli 2018 mendatang.
Dua kabupaten yang siap menggelar event yang sudah menjadi branding internasional itu yakni Sumba Barat dan Sumba Timur.
Rencana semula digelar di empat kabupaten dan mulai berlangsung pada tanggal 5 Juli 2028. Namun akhirnya hanya dua kabupaten yang siap. Dua kabupaten yang menunda yakni Sumba Tengah dan Sumba Barat Daya.
Alasan dua kabupaten tersebut menunda kegiatan akbar itu, karena berkaitan dengan pemilihan bupati dan wakil bupati. Di dua kabupaten itu, masih fokus untuk melakukan penghitungan suara.
Parade kuda sandalwood yang dipadu dengan tenun ikat, berlangsung pada Sabtu (7/7/2018) mendatang di Lapangan Manda Elu, Waikabubak, Sumba Barat.
Selanjutnya, pembukaan Festival Tenun Ikat akan digelar pada Kamis (12/7/2018) pukul 9.00 Wita di lapangan Pahlawan, Waingapu, Kabupaten Sumba Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.