Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intip Potensi Cokelat Indonesia yang Tak Kalah dari Kopi

Kompas.com - 02/08/2018, 15:20 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kualitas kakao Indonesia di luar negeri dikenal sebagai yang terbaik. Namun, sayangnya status tersebut tidak berlaku bagi industri dalam negeri.

Masyarakat Indonesia justru lebih mengenal cokelat-cokelat hasil olahan luar negeri dibanding Indonesia. Padahal cokelat olahan luar tersebut ternyata banyak yang berasal dari Nusantara.

"Ada satu merek cokelat di Eropa yang signature product-nya justru dari cokelat terbaik di Jawa, di Jember, sentra cokelat nasional," tutur Kevin Angra Limawan, Chocolatier dari Pipitin Cocoa kepada KompasTravel, di Jakarta, Selasa (31/7/2018).

Selama lebih dari lima tahun bekerja di bidang cokelat, Kevin menemukan banyak potensi cokelat di Indonesia.

"Tidak kalah sama kopi, kita (Indonesia) punya banyak jenis cokelat dengan kekhasannya masing-masing. Kualitasnya pun masuk terbaik di dunia," terangnya.

Baca juga: Kisah Petani yang Baru Minum Cokelat Setelah Lebih dari 30 Tahun Merawat Kebun Cokelat

Hanya saja menurut Kevin, para petani kakao selaku produsen awal belum teredukasi dengan baik. Petani kakao masih berpandangan cokelat tidak menguntungkan.

Jenis tumbuhan cokelat di Indonesia

Jika kopi punya arabika dan robusta, cokelat punya tiga jenis biji yang tersebar di dunia. Pertama ada Forestero yang banyak terdapat di Afrika, sedangkan di Indonesia bisa ditemukan di Jawa Timur.

Lalu ada jenis Criollo yang bentuk buahnya lebih ramping, hampir seperti mentimun. Kevin mengatakan jenis ini tidak terlalu banyak tumbuh di Indonesia, tetapi sempat dibudidayakan di Jawa dan sebagian Sulawesi.

Jenis ketiga ialah yang paling banyak dan tumbuh subur di Indonesia, yaitu jenis kakao Tinitario. Kakao jenis ini memiliki bentuk buah lonjong pajang dengan diameter besar di tengah.

Nama Trinitario berasal dari bibit aslinya yang ditemukan di Trinidad and Tobago, sebelum dibawa ke Indonesia.

"Tinitario tumbuh di 150-800 mdpl, banyak di Indonesia. Mulai dari Aceh, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, NTT, sampai Papua," jelasnya sembari menyajikan contoh dari beberapa cokelat tersebut.

Baca juga: Black Thunder, Wafer Cokelat yang Wajib Dicoba di Jepang

Hebatnya, dari banyak jenis tersebut, semua bisa didapat di Indonesia, dan khusus jenis Tinitario memiliki karakter yang berbeda tiap daerah.

"Bahkan di Flores NTT itu ada kearifan lokal yang mengolah cokelat dengan sangat organik, menggunakan semut buat menjaga kakao dari hama," tuturya.

Jenis industri cokelat di Indonesia

Selain jenis cokelat di Indonesia, ada juga jenis-jenis industri pengolah cokelat yang ada di Indonesia. Kevin menjabarkan, ada dua jenis pengolahan cokelat di Indonesia.

"Ada couventour cokelat sama compound cokelat, itu jelas bedanya. Yang paling banyak di Indonesia itu compound, mengolah cokelat dengan ragam campuran, hasilnya jadi seperti snack," jelasnya.

Sedangkan couventour ialah pengolahan cokelat dari hulu ke hilir dengan hasil yang tetap berbentuk cokelat murni, tidak menjadi snack semacam wafer atau panganan lainnya.

"Kebayakan di Indonesia itu compound dari luar negeri, tapi yang mereka olah ialah cokelat terbaik dari Indonesia, itu yang membuat owner kami membuat Pipiltin Cocoa," terang Kevin.

Baca juga: Mau Tahu Sejarah Cokelat dan Sekaligus Belajar Membuat Cokelat?

Pipiltin Cocoa termasuk ke industri pengolahan cokelat couvertour, karena mengolah mulai fermentasi biji kakao dari petani hingga dijual berupa cokelat murni.

Cokelat murni hasil couvertour memiliki harga yang lebih tinggi, karena merupakan cokelat murni yang kebanyakan diolah secara organik.

Cokelat sangat berpotensi di Indonesia karena tanaman tropis ini memang sangat cocok dengan iklim Nusantara. Ragam keunikan geografis hingga kebudayaan di Indonesia justru bisa memperkaya citarasa dan kekhasan cokelat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com