Beberapa kali penelitian dilakukan tentang keberadaan dan penyebaran binatang langka ini dengan memasang kamera pengintai di beberapa tempat. Hasilnya membuktikan keberadaan komodo flores di kawasan tersebut.
Memutuskan Ekspedisi Komodo Flores
Beberapa tahun lalu, Lembaga Komodo Survival Program (KSP) yang khusus melakukan penelitian tentang sebaran binatang komodo, baik di Taman Nasional Komodo maupun di kawasan Pulau Flores memutuskan melaksanakan ekspedisi Komodo Flores di bagian utara.
Saat itu Kompas.com bersama dengan tim peneliti dari lembaga itu bersama dengan staf BBKSDA NTT berlayar dari Dermaga Labuan Bajo menuju ke pesisir utara Pulau Flores.
Saat itu para peneliti memasang kamera pengintai di sekitar Pulau Boleng, Manggarai Barat dan Pulau Longos, Kecamatan Macang Pacar, Manggarai Barat. Saat itu Kompas.com hanya sampai di Pulau Longos.
Saat itu ditemukan kotoran binatang komodo berwarna putih. Selanjutnya Kompas.com memperoleh informasi dari peneliti Komodo Survival Program tentang keberadaan komodo di Pulau Longos.
Selanjutnya hasil ekspedisi komodo flores di pesisir Utara Pulau Flores diinformasikan oleh Project Manager sekaligus Peneliti Lembaga Komodo Survival Program, Achmad Ariefiandy kepada Kompas.com, Senin (30/7/2018) tentang keberadaan komodo flores di Pota serta di kawasan lain di Pulau Flores.
Ini informasi yang mengembirakan bagi semua kalangan di Indonesia maupun internasional.
Ariefiandy menjelaskan, berbagai upaya penelitian tentang komodo flores sudah dilakukan lembaga ini untuk mengetahui sebaran terbatas komodo flores, tempat tinggal serta makanannya.
Dia meluruskan informasi sebelumnya bahwa di Pulau Ontoloe tidak hidup rusa melainkan burung kelelawar sebagai pakan dari komodo flores di Pulau Ontoloe, Riung, Kabupaten Ngada.
Komodo Dianggap Hama
Hasil penelitian dari Lembaga Komodo Survial Program sebagaimana diinformasikan melalui pesan whatsapp yang diterima Kompas.com, Senin (30/7/2018) bahwa kecenderungan masyarakat Flores yang mengganggap komodo sebagai hama, yang disebabkan karena mereka tidak menerima manfaat dari kehadiran komodo.
Kedua, kegiatan Lembaga Komodo Survival Program (KSP) di Flores Utara (Pota-Riung) selama dua tahun terakhir yang berupaya untuk meningkatkan kesadaran di Pota dan Riung, serta upata peningkatan kapasitas masyarakat melalui serangkaian pelatihan dan studi banding.
Ketiga, upaya penanganan konflik masyarakat dengan komodo yang disebabkan binatang itu memangsa hewan ternak, karena pakan asli komodo yakni rusa sudah hilang di pesisir utara Flores.
Keunikan komodo di Pulau Ontoloe yang bisa bertahan hidup dengan beralih memakan kelelawar karena di sana tidak ada rusa. Kelima, upaya pemberdayaan masyarakat dan pariwisata Pota-Riung untuk mendukung konservasi binatang komodo di kawasan itu.