Hasil Penelitian dari KSP tentang komodo flores menyimpulkan beberapa hal. Pertama, KSP telah berhasil mengidentifikasi keberadaan komodo dan memetakan distribusinya di Pulau Ontoloe dan di sepanjang pesisir pantai Kecamatan Sambirampas (Pota).
Kedua, tidak ditemukannya rusa sebagai mangsa utama komodo di Pota dan Ontoloe. Namun demikian, adanya koloni ribuan kelelawar yang hidup di Pulau Ontoloe kemungkinan menjadi mangsa alternatif di Pota dan Ontoloe.
Ketiga, konflik manusia dan komodo menurun pada 2017, sebagai hasil dari upaya mitigasi. Sebagai tambahan, serangan anjing kepada ternak lebih tinggi dibandingkan komodo. Keempat, ada perubahan sikap dan persepsi masyarakat terhadap biawak komodo.
Kelima, pelatihan dan lokakarya untuk meningkatkan kapasitas BBKSDA dalam program pengawasan hidupan liar telah diadakan.
Keenam, KSP telah mengadakan pelatihan bahasa Inggris, pemanduan, dan pembuatan patung kayu untuk warga lokal dalam meningkatkan kemampuan dan keterlibatan mereka dalam kegiatan wisata berkelanjutan.
Lembaga ini juga membuat rekomendasi yang diperuntukkan bagi semua pihak di Pemprov NTT serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Rekomendasi ini sebagai berikut. Pertama, perlu dilakukan investigasi lebih lanjut terhadap populasi komodo di Pulau Ontoloe karena ada indikasi ancaman dan penurunan populasi.
Kedua, perlu dilakukan survei pemantauan populasi kelelawar di Pulau Ontoloe sebagai potensi pakan alternatif bagi populasi komodo di sana. Ketiga, mengadakan survei populasi komodo di area non-perlindungan Torong Padang, sebagai habitat komodo yang potensial.
Keempat, pendekatan lebih lanjut ke desa lain sekitar habitat komodo untuk mengimplementasikan strategi mitigasi yang sukses. Kelima, mendukung dibuatnya regulasi desa (Perdes) dan penggunaan Dana Desa untuk implementasi praktik pengelolaan ternak yang lebih baik.
Keenam,mendukung warga lokal yang sebelumnya sudah dilatih untuk terlibat dalam kegiatan ekowisata dan juga memasarkan produk mereka. Selanjutnya membangun kolaborasi dengan Dinas Pariwisata Ngada dan Manggarai Timur dalam membangun Pusat Informasi Wisata dan Komodo di Riung dan Pota.
Ketujuh, mendukung kegiatan perlindungan di TWA 17 Pulau oleh BBKSDA NTT sebagai model pengelolaan area perlindungan. Kedelapan, mendukung kesepakatan peraturan lokal untuk perlindungan Torong Padang yang telah diakui sebagai tanah adat di Sambi Nasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.