Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Deko Ipung Le Sempe", Tradisi Ramah Lingkungan di Kolang Flores

Kompas.com - 27/08/2018, 16:02 WIB
Markus Makur,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Tradisi ini ramah lingkungan karena warga yang menangkap binatang melata hanya menangkap binatang yang berukuran besar seperti ikang, ipung, kuhe, tuna, dan pake. Sementara telur, ikang, kuhe, tuna, pake dan ipung dengan ukuran sedang dan kecil tidak ditangkap dan apabila terjerat dalam wadah sempe maka warga wajib mengembalikan ke kolam, tiwu.

Kebiasaan itu sudah diketahui warga yang pergi menangkap binatang melata di sungai untuk tidak menangkap binatang melata yang sedang bertelur dan berukuran kecil demi kelangsungan binatang melata itu di kemudian hari.

Cara Memasang Sempe di Tiwu

Biasanya warga memasang sempe di aliran sungai yang berarus deras, bahasa setempat menyebutnya wae ola. Kalau pergi menangkap secara perorangan maka sempe diletakkan di aliran arus deras pada pagi hari dan pada sorenya pergi untuk melihatnya.

Apabila secara berkelompok maka semua orang masuk di kolam dan mengarahkan binatang melata itu ke aliran arus air yang deras. Semua binatang melata itu berlari mengikuti aliran arus deras tersebut dan masuk dalam alat penangkap tersebut. Satu dan dua orang menjaga di sekitarnya.

Semua orang berada di kolam itu mengeruhkan airnya sehingga semua binatang melata yang berukuran besar lari menuju aliran arus air yang deras. Mereka biasanya seharian berada di Sungai Wae Impor untuk menangkap binatang melata yang bisa dimakan.

Biasanya dari satu kolam ke kolam lainnya sampai wadahnya digunakan penuh dan selanjutnya di bagi secara merata bagi setiap anggota kelompok. Ada keadilan dalam pembagian dari hasil tangkapan tersebut.

Dua warga Ranggu, Kecamatan Kuwus, Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Jumat (24/8/2018), berdiri di puncak Watu Pengang.ARSIP UPENK KURNIAWAN Dua warga Ranggu, Kecamatan Kuwus, Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Jumat (24/8/2018), berdiri di puncak Watu Pengang.
Sebagiannya juga bisa langsung dimasak atau dipanggang di pinggir kolam tersebut untuk menu makan siang. Biasanya anggota kelompok sudah mengetahui aturan-aturan lisan demi sebuah keadilan.

Anggota kelompok juga mengetahui bahwa kelangsungan hidup binatang melata harus terus berkembang di hari-hari mendatang dan juga menjaga agar binatang melata itu tidak punah.

Hal-hal yang lain yang harus dipatuhi oleh anggota kelompok adalah anggota kelompok dilarang membawa uang. Biasanya sebelum berangkat menuju ke kolam, anggota kelompok saling bertanya agar tidak membawa uang.

Jika ada uang di saku celana maka uang itu harus disimpan di rumah sebab ada kepercayaan orang Kolang bahwa apabila membawa uang maka apa yang dicari tidak membuahkan hasil. Jadi pergi menangkap binatang melata di kolam harus polos dengan tidak membawa uang di saku celana. Ada kejujuran sebelum berangkat bagi setiap anggota kelompok.

Tetapi kalau ada anggota kelompok yang sembunyi-sembunyi membawa uang di saku celana maka usaha untuk menangkap binatang melata yang bisa dimakan membutuhkan waktu lama dan kadang-kadang tidak membuahkan hasil.

Sawah Jaring Laba-laba di Lembah Ranggu, Kecamatan Kuwus, Manggarai Barat Flores, Nusa Tenggara Timur, Jumat (24/8/2018) sebagai salah daya tarik pariwisata di lembah tersebut. ARSIP UPENK KURNIAWAN Sawah Jaring Laba-laba di Lembah Ranggu, Kecamatan Kuwus, Manggarai Barat Flores, Nusa Tenggara Timur, Jumat (24/8/2018) sebagai salah daya tarik pariwisata di lembah tersebut.
Jika mereka mengetahui tanda-tanda tidak ada binatang melata di kolam maka sesama anggota kelompok menanyakan kembali aturan tak tertulis tersebut. Jika ada yang menyimpan uang maka uang itu harus diletakkan di tempat paling jauh.

Geliat Pariwisata Bangkitkan Keunikan di Kampung-kampung

Geliat pariwisata di Flores Barat pasca Sail Komodo membangkitan gairah-gairah generasi muda yang tersebar di kampung-kampung. Kunjungan wisatawan asing dan Nusantara ke Labuan Bajo, ibukota Kabupaten Manggarai Barat kini semakin meningkat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

Travel Update
Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Travel Update
5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

Hotel Story
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada Maret 2024 Capai 1,04 Juta

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada Maret 2024 Capai 1,04 Juta

Travel Update
4 Tips Solo Traveling dengan Motor, Pastikan Kendaraan Siap

4 Tips Solo Traveling dengan Motor, Pastikan Kendaraan Siap

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com