Sementara geosite dan geoarea di Wonogiri meliputi: Goa Mrico, Goa Potro, Goa Sapen, Goa Sodong, Goa Tembus, Pantai Sembukan, dan Lembah Kering Purba Giritontro.
Geosite geoarea di Pacitan yakni: Pantai Klayar, Antai Buyutan, Pantai Srau, Pantai Karung, Goa Gong, Goa Tabuhan, Goa Jaran, Luweng Ombo, Luweng Jaran, Song Terus, Sungai Baksoka, Telaga Guyang Warak, dan Teluk Pacitan.
Menurut Budi, Presiden Joko Widodo berkomitmen untuk menjaga kelestarian geopark. Untuk itu pihaknya berharap meski kemungkinan polemik keberadaan peternakan ayam di desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, tidak akan berpengaruh terhadap penilaian kembali geopark tahun 2019. Namun, diperlukan komitmen semua pihak untuk melestarikan.
"Saya kira tidak. Polemik ini kan pasti ada tindak lanjutnya, dan bila benar ada dampak (terkait pencemaran) bisa mempengaruhi revalidasi (Penilaian kembali geopark oleh UNESCO) 2023," katanya.
Kehati-hatian ini diperlukan karena karakteristik kawasan karst berbeda dengan kawasan lainnya, karena air dari permukaan mudah larut ke dalam tanah.
"Pandangan hidro geologi, kawasan karst mudah tercemar karena kecepatan lajunya air yang berkembang bukan tipikal seperti di Jogja, karena air mudah melewati celah atau retakannya. Itu mungkin kekhawatiran dari pihak-pihak memang kondisinya seperti itu, memang ada potensi ancamannya," katanya.
"Pihak dari pemberi izin (pemerintah) memonitor menjamin bahwa itu (pencemaran) tidak terjadi kalau memang diizinkan. Kalau diperbolehkan harus ada jaminan (tidak mencemari)," ucapnya.
Wahyu mengatakan, jika terjadi pencemaran dan masuk ke dalam tanah sehingga mencemari lingkungan di bawahnya akan sulit dilakukan perbaikan.
"Kalau sudah terjadi pencemaran akan sulit. Kalau dia (air limbah) masuk ke kawasan goa untuk wisata cost-nya sangat mahal sekali. Sulit kalau sudah masuk seperti itu (pencemaran). Timnya amdal untuk memberikan kajian lebih detail," ulasnya.
Disinggung klaim perusahaan yang sudah mengecor kawasan peternakan agar air tidak bisa masuk, Wahyu menilai perlu adanya jaminan ke depan terkait pertumbuhan limbahnya.
"Kalau dibuat (air tidak bisa masuk) mungkin bisa, tetapi kan limbah terus bertambah itu nanti semakin banyak, kondisinya seperti apa. Kekhawatiran itu (perlu) jaminan (dari perusahaan) untuk meyakinkan pemerintah dan komunitas di sana," ucapnya.
Dia menilai kunci keberlangsungan perusahaan itu nantinya ada di tim amdal yang saat ini tengah berproses.
"Limbah itu (nantinya ke depan) mesti akan semakin menumpuk. Jika hujan, airnya bisa masuk ke dalam pori tanah. Tergantung pemerintah ya, mau mengegolkan atau tidak. Saya kira perusahannya sudah berusaha, tergantung tindakan di lapangan dan monitoringnya. Kuncinya pada amdal, katanya sekarang baru proses," pungkas Wahyu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.