Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Mitos Madu yang Beredar di Masyarakat

Kompas.com - 24/10/2018, 17:18 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

FLORES TIMUR, KOMPAS.com - Semakin terkenalnya madu sebagai minuman yang bermanfaat bagi tubuh, semakin banyak juga mitos tentang madu yang beredar di masyarakat.

Mulai dari cara membuktikan keaslian madu, seperti apa khasiatnya, hingga bagaimana cara mengukur kualitas madu.

KompasTravel sempat bertemu pemilik usaha madu hutan flores Rumadu yang juga aktif di Jaringan Madu Hutan Indonesia (JMHI), saat acara Daily Kindness Trip, di Desa Dun Tana, Flores Timur, NTT, Sabtu (13/10/2018).

Ia menerangkan beberapa mitos madu yang beredar di masyarakat. Ada yang benar, tetapi tidak sedikit yang perlu diluruskan.

1. Madu yang disemuti berarti palsu

Madu hutan Flores yang sudah dikemas di rumah produksi Rumadu, di Konga, Flores Timur, NTT, Sabtu (13/10/2018).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Madu hutan Flores yang sudah dikemas di rumah produksi Rumadu, di Konga, Flores Timur, NTT, Sabtu (13/10/2018).
Pendapat ini cukup mahsyur di kalangan masyarakat. Banyak orang percaya bahwa cara memeriksa keaslian madu adalah dengan melihat apakah disukai semut atau tidak.

Yohanes menyebutkanhal tersebut salah. Semut bisa saja menyukai madu, tetapi bisa juga tidak suka.

"Katanya kalau madu disukai semut, maka itu oplosan gula. Padahal madu yang dikerubuti semut itu wajar, tapi memang tidak sebanyak gula semutnya," tuturnya.

Selain dioplos dengan gula, madu yang dikerubuti semut bisa juga karena madu itu asli tetapi lebahnya memakan nektar buah yang mengandung banyak gula. 

"Ada juga sekarang madu ternak yang dalam waktu tertentu lebahnya dikasih makan air gula memang, itu kemungkinan akan disukai semut," tuturnya.

Dirinya tidak memungkiri jika madu hutan pun bisa dikerubuti semut, karena ada nektar bunga hutan yang disukai oleh semut.

2. Madu cair berarti oplosan

Mengukur kadar air dalam madu hutan flores, 22,3 menujukan madu hutan begitu cair saat diukur di rumah produksi Rumadu, di Konga, Flores Timur, NTT, Sabtu (13/10/2018).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Mengukur kadar air dalam madu hutan flores, 22,3 menujukan madu hutan begitu cair saat diukur di rumah produksi Rumadu, di Konga, Flores Timur, NTT, Sabtu (13/10/2018).
Cair atau tidaknya madu terlihat dari kadar air di dalamnya. Jika melebihi 19 persen akan terlihat lebih encer. Namun kadar air tinggi bukan berarti madu tersebut dioplos dengan air. 

"Kalau madu hutan itu memang encer, karena lebah sangat bebas mengambil makanan di hutan. Ada buah yang kadar airnya tinggi ada juga yang rendah. Sarang lebah hutan itu sangat dipengaruhi alam, hujan angin," tuturnya.

Berbeda dengan madu ternak yang bersarang di dalam kotak stup, sarang lebah bisa diatur tingkat kelembapannya, bahkan kadar air dari pakan dari lebah itu sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com