Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Milenial Banyuwangi Melestarikan Tradisi Mocoan Lontar Yusuf

Kompas.com - 06/12/2018, 07:36 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Akbar Wiyana, pemuda asal Bakungan, Banyuwangi, Jawa Timur belajar membaca Lontar Yusuf di aula Warung Kemarang, Jumat (30/11/2018) dibantu Wiwin Indiarti (39), Sekretaris Aliansi Masyarakat Adat Nusantara PD Using Banyuwangi.

Selain Akbar, ada 25 anak muda dari seluruh wilayah Kabupaten Banyuwangi yang belajar membaca Lontar Yusuf yang selama ini hanya ditekuni oleh orang-orang yang berusia lanjut.

Bahkan, anak-anak muda tersebut membentuk Persatuan Mocoan Lontar Yusuf Milenial dan mereka berkumpul setiap 2 minggu sekali untuk membaca Lontar Yusuf.

"Tempatnya bergantian di rumah anggota persatuan mocoan lontar yusuf milenial karena kami berasal dari desa-desa yang berbeda. Jadi sekalian silaturahmi," kata Akbar Wiyana kepada Kompas.com disela-sela latihan membaca Lontar Yusuf.

Baca juga: Banyuwangi Siap Bidik Turis Timur Tengah

Persatuan itu terbentuk setelah adanya pembaruan naskah dan teks Lontar Yusuf oleh  Wiwin Indiarti.

Kepada Kompas.com, Wiwin menjelaskan Lontar Yusuf awalnya ditulis dalam pegon kuno sehingga sulit dibaca dan diterima oleh masyarakat khususnya anak-anak muda.

Selama ini naskah tersebut ditulis di atas kertas dan penyalinan naskah tersebut terus berlangsung hingga sekarang dalam bentuk tulisan tangan secara turun temurun.

Baca juga: Banyuwangi Kembali Dipromosikan ke London

Menurutnya, sudah cukup lama Lontar Yusuf dibacakan oleh kelompok mocoan Lontar Yusuf di Desa Kemiren di acara adat atau selamatan.

Bahkan ada dua kelompok arisan mocoan lontar di desa Kemiren yang eksis hingga hari ini namun anggotanya didominasi oleh orang-orang berusia lanjut dan jumlahnya setiap tahun semakin menurun dan saat ini tidak lebih dari 10 orang.

Buku Lontar Yusuf Banyuwangi yang dilengkapi teks pegon, transliterasi dan terjemahanKOMPAS.com/IRA RACHMAWATI Buku Lontar Yusuf Banyuwangi yang dilengkapi teks pegon, transliterasi dan terjemahan
"Rata-rata anggota arisan mocoan lontar sudah diatas 55 tahun. Nah dengan anak muda yang belajar mocoan lontar Yusuf ini sebagai bentuk kaderisasi," kata Wiwin.

Perempuan yang mengajar di kampus UNIBA tersebut menjelaskan dirinya mengumpulkan naskah-naskah kuno Lontar Yusuf lalu diterbitkan dalam buku baru yang dilengkapi dengan transliterasi dan terjemahan sehingga mudah dipahami oleh masyarakat.

Naskah yang digunakan dalam buku tersebut disalin dari naskah tahun Jawa 1829 oleh seorang carik dari desa Cungking dan naskah itu milik Adi Purwadi, pelestari mocoan Lontar Yusuf di Desa Kemiren.

Pembacaan Lontar Yusuf, menurut Wiwin, adalah bagian spiritual dari masyarakat Using sehingga perlu ada aturan yang tidak boleh dilanggar.

Selain itu pembacaan Lontar Yusuf bisa dilakukan dalam beberapa tembang atau lagu. Total dalam Lontar Yusuf terdapat 12 Pupuh, 593 bait dan 4.366 larik. Jenis pupuh dalam Lontar Yusuf ada empat yaitu kasmaran, durmo, sinom dan pangkur.

Mocoan Lontar Yusuf secara lengkap lazimnya didendangkan di waktu malam selepas waktu shalat Isya hingga usai sebelum waktu shalat subuh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com