Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reba Ngada, Tradisi Menghormati Makanan Tradisional Uwi

Kompas.com - 18/01/2019, 10:22 WIB
Markus Makur,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

BAJAWA, KOMPAS.com — Tanda-tanda alam di sekitar Flores bagian Tengah sudah lazim diketahui oleh masyarakat Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Biasanya, warga di Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur yang tak jauh dengan Kabupaten Ngada sudah terbiasa dengan tanda-tanda alam tersebut di bulan Januari setiap tahunnya. Angin kencang dan hujan gerimis sebagai salah satu tanda bahwa di kawasan Langa, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada sedang melakukan ritual pesta adat Reba.

Setiap tahun Kompas.com mendengarkan kisah dan cerita lisan dari warga Kota Komba tentang tanda-tanda alam tersebut. Memang tanda-tanda alam itu tidak membawa bahaya bagi seluruh masyarakat di Kabupaten Ngada dan Kabupaten Manggarai Timur.

Baca juga: Tiba Meka, Tarian Khas Flores Barat

Beberapa tahun Kompas.com sangat penasaran dengan magisnya tradisi Reba di kawasan Langa, di bawah kaki Gunung Inerie.

Rasa penasaran itu baru terwujud 15 Januari 2019 saat ribuan masyarakat di kawasan Langa yang melingkupi lima desa, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada menggelar ritual tahunan Reba.

Para istri pejabat dari lingkungan Pemprov NTT dan Kabupaten Ngada makan uwi (ubi) bercampur nasi dengan wadah wati pengganti piring pabrik saat Ritual Reba Ngada dilangsungkan di Kampung Langa, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Flores, NTT, Selasa (15/1/2019).KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Para istri pejabat dari lingkungan Pemprov NTT dan Kabupaten Ngada makan uwi (ubi) bercampur nasi dengan wadah wati pengganti piring pabrik saat Ritual Reba Ngada dilangsungkan di Kampung Langa, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Flores, NTT, Selasa (15/1/2019).
Tahun-tahun sebelumnya saat ritual Reba Ngada diadakan selalu berhalangan dengan berbagai liputan di daerah lain di Pulau Flores. Berkali-kali keluarga mengajak untuk mengikuti ritual sakral Reba Ngada, namun tak kunjung terwujud. Kini penasaran sudah terwujud dengan melihat dan merasakan ritual adat masyarakat Ngada tersebut.

Selasa (15/1/2019) sekitar jam 10.30 Wita, saya berangkat dengan bus umum dari Kota Waelengga menuju ke Terminal Watujaji karena saya tak terbiasa mengendarai kendaraan roda dua kalau melakukan peliputan di tempat jauh di Pulau Flores.

Baca juga: Sehari Tanpa Piring Pabrik di Nagekeo Flores...

Saat memasuki Terminal Watujaji, hujan lebat mengguyur kawasan itu. Saya menyepi di salah kios di sekitar terminal Watujaji. Watujaji memiliki arti tempat itu, nanti dikisah selanjutnya.

Hujan mulai reda, saya mencari motor ojek untuk mengantar saya ke kawasan Langa untuk mengikuti ritual Reba Ngada tahunan tersebut. Akhirnya, motor ojek lewat dan membawa saya ke tempat pelaksanaan ritual Reba Ngada tahunan tersebut.

Setiba di lokasi ritual, ribuan orang Ngada dari berbagai rumah adat atau Sa’o berkumpul dengan memakai kain adat khas Ngada berwarna hitam bercampur benang putih di kain tersebut. Sementara kepala kaum laki-laki dari anak-anak sampai orangtua memakai kain ikat kepada berwarna merah. Benar-benar terasa magis dan sakral di sekitar lokasi acara tersebut.

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Josef Adrianus Nai Soi makan uwi bercampur nasi dengan wadah wati sebagai pengganti piring pabrik saat ritual Reba Ngada dilangsungkan di Kampung Langa, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Flores, NTT, Selasa (15/1/2019). Wadah wati merupakan warisan leluhur orang Ngada yang ramah lingkungan.KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Josef Adrianus Nai Soi makan uwi bercampur nasi dengan wadah wati sebagai pengganti piring pabrik saat ritual Reba Ngada dilangsungkan di Kampung Langa, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Flores, NTT, Selasa (15/1/2019). Wadah wati merupakan warisan leluhur orang Ngada yang ramah lingkungan.
Sebelum ritual adat dilangsungkan, terlebih dahulu dilakukan perayaan Ekaristi bagi seluruh masyarakat sesuai dengan kepercayaan Iman Katolik.

Belasan imam memimpin perayaan Ekaristi itu yang dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur NTT Josef Adrianus Nai Soi dan Ketua DPRD NTT Anwar Pua Geno dan juga pejabat teras dari lingkungan Pemprov NTT serta Kabupaten Ngada termasuk Plt Bupati Ngada, Paulus Soliwoa serta pimpinan Forkompinda Kabupaten Ngada.

Selesai perayaan Ekaristi, ribuan warga Ngada mempersiapkan diri melaksanakan ritual Uwi Reba. Bagi orang Langa khususnya masyarakat Ngada umumnya bahwa uwi (ubi) sangat sangat mulia, luhur, diagung-agungkan serta bermartabat dalam kehidupan sosial di kawasan itu.

Saat ritual dilaksanakan, uwi sangat dihormati dan dihargai sepenuh hati. Untuk direnungkan bersama bahwa leluhur pertama orang Langa yang mengembara dari negeri China bertahan hidup hanya dengan sepotong uwi (ubi) yang mungkin dibawa dari negeri China.

Dikisahkan secara lisan bahwa saat tiba di Lepelape, sebuah uwi dibagi-bagikan secara merata sebagai bekal hidup dalam perjalanan menyusuri perbukitan dan lembah di wilayah Ngada zaman itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

Hotel Story
4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

Hotel Story
5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

Jalan Jalan
Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com