Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yu Sheng, Tradisi Imlek dari Singapura yang Menyebar ke Indonesia

Kompas.com - 29/01/2019, 07:03 WIB
Silvita Agmasari,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Sumber SCMP


JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah piring besar berisi potongan kol, timun, wortel, lobak, manisan jeruk, dan potoongan daging ikan mentah ditaruh di tengah meja bundar. Di depan meja setiap anggota keluarga berdiri. Mereka siap memegang sumpit masing-masing. Ada yang bertugas menuang saus plum, minyak wijen, dan jeruk lemon untuk awalan.

Selesai menuangkan saus, minyak wijen, dan memeras lemon lantas doa diucapkan bersama dengan lantang, "Da ji da li dan Nian nian you yu!" yang merupakan harapan akan ketentraman, kebersamaan, dan keberutungan sepanjang tahun.

Semua anggota keluarga melempat sayuran di piring tinggi tinggi dengan sumpit ke atas. Sebuah kepercayaan berkembang, semakin tinggi sayuran yang dilempar makan semakin tinggi pula kesempatan harapan terkabul. Tumpah ruah sayuran di piring seiring dengan tawa hangat memulai makan bersama Imlek.

Baca juga: Ke Mana Orang Indonesia Berlibur saat Imlek?

Tradisi inilah yang disebut yu sheng, lazimnya dilaksanakan ketika Imlek. Tidak hanya bersama keluarga, tidak harus warga Tionghoa. Yu sheng populer di Indonesia sekitar lima tahun belakangan. Sebab sejatinya yu sheng bukan tradisi peranakan Tionghoa-Indonesia.

Sejarah Yu Sheng

Tradisi Yu Sheng berasal dari Singapura, tepatnya di kalangan pendatang dari Kanton. Ikan dipilih sebab dari bunyi 'yu' yang artinya 'ikan' dalam bahasa Kanton sama bunyi dengan 'rezeki'. Kemudian 'lo hei' disingkat 'hei' yang artinya 'lemparkan' punya bunyi yang sama dengan 'bahagia'

Uniknya kalau menilik budaya makan orang Kanton, hampir tidak ada santapan ikan mentah. Namun catatan orang kanton menyantap ikan mentah ditemukan dari catatan kuno pelajar Liu Su dari zaman Dinasti Sui (581-618) dan Dinasti Tang (618-907).

Tradisi Ye Shang di Hotel Santika Premiere Kota Harapan Indah ? Bekasi. ARSIP HOTEL SANTIKA PREMIERE KOTA HARAPAN INDAH BEKASI Tradisi Ye Shang di Hotel Santika Premiere Kota Harapan Indah ? Bekasi.

Lantas pendatang dari Kanton yang tinggal di Singapura punya kesempatan yang berbeda, hidup di pulau dengan ikan yang melimpah. Inilah yang diduga kuat mengapa tradisi yu sheng pada akhirnya lebih populer di Singapura dibanding di tanah asalnya.

Baca juga: 27 Januari, Lampion Pasar Gede Mulai Menyala Sambut Imlek

Apalagi, berdasarkan National Library Board Singapore, tradisi yu sheng semakin populer ketika empat orang koki Singapura berdarah Kanton, Tham Yew Kai, Sin Leong, Lau Yoke Pui dan Hooi Kok Wai meracik saus plum untuk dituang di atas sayuran dan daging.

Empat orang koki ini juga menjadi koki legendaris pada era 1960an sampai mendapat julukan 'Four Heavenly Kings' atau Empat Raja dari Surga.

Mereka berguru pada orang yang sama yakni Luo Chen, seorang Koki kanton legendaris kelahiran Hongkong. Luo Chen adalah koki di Cathay Hotel yang kini sudah tutup.

Dikisahkan meskipun sudah bekerja dan mengelola restoran masing-masing, empat koki legendaris anak didik Luo Chen ini sering meracik hidangan bersama, termasuk salah satunya yu sheng.

Cocok sebagai hidangan pembuka, memiliki proses yang seru, dan filosofi di baliknya, yu sheng pada akhirnya diadaptasi oleh banyak restoran dan hotel di Malaysia dan Indonesia.

Kini banyak hotel yang menawarkan paket makan Imlek dengan yu sheng. Selain sebagai sarana marketing, yu sheng memang cocok untuk memantik susana Imlek yang meriah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com