Keikutsertaan Bali Hotel Association yang didukung oleh Paviliun Wonderful Indonesia juga mendapatkan perhatian yang tinggi dari pengunjung.
Menurut Heru Subolo, kerja sama dengan Flight Centre sebagai penyelenggara untuk mempertemukan industri jasa pariwisata perlu ditingkatkan.
Untuk melakukan penetrasi pasar Australia, masih terdapat banyak potensi-potensi kerja sama yang dapat dikembangkan lebih lanjut dari jaringan bisnis travel kedua negara.
”KJRI sebagai perwakilan Pemerintah Republik Indonesia mendorong kemitraan yang lebih erat antar-industri pariwisata masa-masa mendatang sehingga target 1,5 juta wisatawan dari Australia dapat tercapai,“ ujar Heru.
Acara di pavilion Indonesia sejak tanggal 2 Februari menjual paket wisata destinasi Indonesia juga diisi dengan pertunjukan budaya dengan penampilan tarian Cendrawasih dari Bali dan Bajidor Kahod dari Jawa Barat.
Konjen Heru Subolo berharap hasil kegiatan ini nantinya dapat memetakan kebutuhan atau interest konsumen Australia dengan produk dan destinasi yang ditawarkan sehingga dapat menyesuaikan dengan paket dan promosi pariwisata yang akan ditawarkan.
Sepanjang tahun 2018, dengan segala bencana alam yang melanda, Indonesia mampu menarik 1.286.108 turis Australia.
Hal ini merupakan pencapaian tersendiri. Pasalnya tahun lalu angka kunjungan wisatawan dari Australia sempat turun 0,8 persen. Melihat tahun ini trennya kembali positif, tepatnya di angka 8,2 persen, Kemenpar tidak ingin kehilangan momentum tersebut.
Untuk mewujudkan target 1,5 juta kunjungan dari Australia, hal-hal luar biasa juga harus dilakukan.
Ketiga jurus itu adalah tourism hub (menggaet wisman dari hub seperti Singapura), terminal penerbangan berbiaya rendah (low cost terminal), dan memaksimalkan kunjungan wisman dari perbatasan (cross border). (*)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.