Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangkitnya Seni Genggong di Pegok Sesetan, Apa Sih Genggong?

Kompas.com - 21/06/2019, 18:20 WIB
I Made Asdhiana

Editor

KOMPAS.com - "Kalau bukan kita, terus siapa lagi yang akan membangkitkan kesenian ini," ujar anak-anak muda komunitas seni Genggong di Banjar Pegok, Desa Sesetan, Kota Denpasar, Bali.

Pengakuan jujur ini sekaligus membangkitkan kembali seni Genggong yang selama ini tertidur pulas sejak puluhan tahun silam.

Apaan sih Genggong?

Genggong adalah alat musik khas Bali yang terbuat dari bambu dengan ukuran panjang  18-20 cm dan lebar 1,5-2 cm memiliki bunyi yang khas dan unik.

Baca juga: Taman Jinja Bali Jadi Perdebatan Netizen, Ini Kata Pengelola dan Asita

Cara memainkannya dengan menempelkan genggong pada bibir, sambil menggetarkan melalui tarikan tali (tekhnik ngedet) serta menggunakan  metode resonansi tenggorokan untuk menghasilkan nada.

Genggong adalah alat musik khas Bali yang terbuat dari bambu dengan ukuran panjang 18-20 cm dan lebar 1,5-2 cm memiliki bunyi yang khas dan unik.MADE AGUS WARDANA Genggong adalah alat musik khas Bali yang terbuat dari bambu dengan ukuran panjang 18-20 cm dan lebar 1,5-2 cm memiliki bunyi yang khas dan unik.
Di beberapa belahan dunia lainnya alat musik sejenis genggong ini sering disebut Jew's harp atau mouthharp (Barat), drumbla (Slowakia), khomus (Siberia), morchang (Rajasthan), karinding (Jawa Barat), dan kuriding (Kalimantan Selatan).

Sejarah Genggong Pegok

Tercetus kreativitas seni yang sederhana pada zamannya antara tahun 1930-an, ada seorang pemuda asli Pegok Sesetan bernama I Ketut Regen (Qakdanjur/kakek Danjur) memikat hati para sahabatnya dalam memainkan Genggong.

Baca juga: Anjungan Foto ala Luar Negeri di Bali Tuai Pro dan Kontra Netizen

Ketika itu, I Ketut Regen membentuk komunitas Genggong yang bertujuan menghibur diri, bersosialisasi, bertemu sapa hingga menjalin tali kasih dan cinta.

Namun demikian, seiring berkembangnya zaman yang sangat dinamis dan pengaruh budaya asing, Komunitas Genggong Pegok ini secara pelan-pelan redup menghilang selama puluhan tahun.

Sekehe Genggong Qakdanjur ditunjuk oleh Dinas Kebudayaan Denpasar menjadi Duta Seni Kota Denpasar dalam Pesta Kesenian Bali 2019.  MADE AGUS WARDANA Sekehe Genggong Qakdanjur ditunjuk oleh Dinas Kebudayaan Denpasar menjadi Duta Seni Kota Denpasar dalam Pesta Kesenian Bali 2019.
Apalagi ditambah dengan minat anak muda untuk mempelajari khasanah budaya sendiri mulai dilupakan.

Melihat kondisi tersebut, anak-anak muda Pegok berinisiatif merekonstruksi atau merevitalisasi seni genggong tersebut.

Baca juga: Selain Destinasi Wisata, Jajal Juga Top 5 Kuliner di Bali Ini

Alhasil atas dukungan masyarakat Pegok, Sekehe Genggong Qakdanjur ditunjuk oleh Dinas Kebudayaan Kota Denpasar menjadi Duta Seni Kota Denpasar dalam Pesta Kesenian Bali 2019.

Merevitalisasi Genggong

Pada tahun 2019 Dinas Kebudayaan Kota Denpasar menunjuk Sekehe Genggong Qakdanjur sebagai Duta Seni Kota Denpasar dalam Pesta Kesenian Bali ke-41 yang berlangsung 15 Juni hingga 13 Juli 2019.

Sekehe Genggong Qakdanjur ditunjuk oleh Dinas Kebudayaan Denpasar menjadi Duta Seni Kota Denpasar dalam Pesta Kesenian Bali 2019.  MADE AGUS WARDANA Sekehe Genggong Qakdanjur ditunjuk oleh Dinas Kebudayaan Denpasar menjadi Duta Seni Kota Denpasar dalam Pesta Kesenian Bali 2019.
Materi seni yang ditampilkan terbagi menjadi 3 bagian:

Pertama, Rekonstruksi, menampilkan kembali gending kuno dan asli yakni Capung Gantung, Pusuh Kadut, Bungkak Sari, Dongkang Menek Biu, Kidange Nongklang Crucuke Punyah, dan Langsing Tuban.

Kedua, Rekoneksi, mengkaitkan kembali dengan instrumen Geguntangan berupa suling, kendang, cengceng , gong pulu serta perpaduan biola dan cello untuk menawarkan nuansa lebih bervariasi. (Kedis Ngindang - Paris 2015, Shiwi - Brussel 2009).

Ketiga, Re-Inovasi, mencuatkan sebuah Fragmentari Komedi "Ampuang Angin" yang diiringi dengan Genggong dan Gamut (Gamelan Mulut).

Sekehe Genggong Qakdanjur ditunjuk oleh Dinas Kebudayaan Denpasar menjadi Duta Seni Kota Denpasar dalam Pesta Kesenian Bali 2019.  MADE AGUS WARDANA Sekehe Genggong Qakdanjur ditunjuk oleh Dinas Kebudayaan Denpasar menjadi Duta Seni Kota Denpasar dalam Pesta Kesenian Bali 2019.
Fragmentari Komedi ini mengisahkan sebuah cerita perjalanan budaya 4 orang bersaudara yang bernama Iciaaattt, Iciuuuttt, Icueeettt dan Nicuiiittt menuju negeri seberang (Gumin Anake).

Perjalanan budaya ini membawa misi menebarkan kesenian Bali ke seluruh Eropa sekaligus  berintegrasi dengan  budaya setempat.

Fragmentari Komedi ini menyuguhkan "Marionette" (Human Puppet, 2 penari menjadi satu peran) yang menampilkan gerak-gerak tari Bali humoris dan bersifat menghibur.

Di samping itu pula, ada penampilan keren Duo Made (Gabriel Laufer dan Made Wardana) serta alunan karya terbaru yaitu Gamut (Gamelan Mulut) yang diciptakan oleh Bli Ciaaattt di Kota Brussel Belgia tahun 2009 lalu.

Sekehe Genggong Qakdanjur ditunjuk oleh Dinas Kebudayaan Denpasar menjadi Duta Seni Kota Denpasar dalam Pesta Kesenian Bali 2019.  MADE AGUS WARDANA Sekehe Genggong Qakdanjur ditunjuk oleh Dinas Kebudayaan Denpasar menjadi Duta Seni Kota Denpasar dalam Pesta Kesenian Bali 2019.
Dalam Pesta Kesenian Bali kali ini, kamu akan saksikan Sekehe Genggong Qakdanjur tampil Senin (24/6/2019) pukul 11.00 Wita di Kalangan Angsoka, Taman Budaya Denpasar.

Sekehe Genggong yang terbentuk secara resmi pada 10 Februari 2019 menampilkan seniman lokal dan internasional yang terdiri dari 45 penabuh dan penari dengan pembina tabuh dan tari adalah Bli Ciaaattt.

Kalau kamu lagi berlibur di Bali, yuk mampir ke Pesta Kesenian Bali! (MADE AGUS WARDANA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com