Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tips Mendaki Bukit Mongkrang Karanganyar saat Musim Kemarau

Kompas.com - 28/06/2019, 22:00 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KARANGANYAR, KOMPAS.com Bukit Mongkrang yang berada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah kini menjadi alternatif tujuan pendakian selain Gunung Lawu. Hal itu karena rute pendakiannya yang relatif cocok untuk pemula.

Tak seperti Lawu yang butuh berjam-jam untuk sampai ke puncak, kamu cukup perlu menempuh waktu sekitar satu jam ke Puncak Candi Mongkrang 1 (puncak pertama Bukit Mongkrang).

Baca juga: Bukit Mongkrang di Karanganyar yang Cocok untuk Pemula

Meski demikian, pendakian ke Bukit Mongkrang tetaplah membutuhkan persiapan karena merupakan aktivitas outdoor atau luar ruangan. Jika ingin mendaki Bukit Mongkrang, simak 5 tips berikut ini:

1. Mendaki pagi atau sore hari

Salah satu waktu terbaik mendaki Bukit Mongkrang adalah sore hari. Saat akhir pekan, kebanyakan pendaki mulai naik ke atas pada sore hari untuk menikmati matahari terbenam jika cuaca cerah.

Momen Sunrise di Bukit Mongkrang Karanganyar.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Momen Sunrise di Bukit Mongkrang Karanganyar.
Tak hanya itu, banyak pula pendaki yang berkemah di sekitar Puncak Candi Mongkrang 1 untuk menyaksikan keindahan momen matahari terbenam pada keesokan paginya. Biasanya cara ini banyak dilakukan para pendaki saat hari libur.

Pendakian juga bisa dilakukan pada pagi hari. Cara ini biasanya dilakukan para pendaki yang hanya ingin sekadar merasakan sensasi pendakian di Bukit Mongkrang. Pendakian pagi dilakukan agar cuaca tidak begitu panas.

2. Pakai setelan yang pas

Meski jalur ke puncak relatif singkat, menuju Puncak Candi Mongkrang 1 tetap termasuk pendakian. Oleh karena itu, setelan pakaian juga harus disesuaikan agar aktivitas berjalan lancar.

Ilustrasi Jaket Gunung.Shutterstock Ilustrasi Jaket Gunung.
Pakaian yang cocok untuk mendaki adalah nyaman digunakan untuk bergerak. Celana seperti jeans yang berat dan kaku, tidak cocok digunakan untuk mendaki. Selain itu, pakaian juga hendaknya memiliki kemampuan serap keringat agar tidak basah karena keringat.

Tidak ketinggalan, alas kaki juga harus pas dengan medan pendakian yang terdiri dari tanah. Pakailah sepatu dengan sol yang bergerigi dan menutupi mata kaki agar kaki tetap nyaman ketika menapaki medan pendakian.

Baca juga: Indahnya Matahari Terbit dari Bukit Mongkrang Karanganyar

Jika mendaki pada malam hari atau berkemah di Puncak Candi Mongkrang 1, jangan lupa bawa jaket dengan bahan polar dan Goretex. Suhu udara di sekitar Gunung Lawu saat musim kemarau akan sangat dingin. Memakai jaket untuk pendakian akan meminimalkan risiko hipotermia.

3. Jangan membuat api unggun

Saat mendaki di musim kemarau, jangan pernah membuat api unggun untuk menghangatkan badan. Bukit Mongkrang penuh dengan ilalang yang mudah terbakar saat musim kemarau. Tak hanya di Bukit Mongkrang, jangan pula buat api unggun di gunung lain saat Kemarau.

Kobaran api membakar kawasan hutan Gunung Ciremai Kabupaten Kuningan Jawa Barat, Senin Malam, (5/10/2015). Petugas BTNGC menduga kebakaran disebabkan kelalaian orang yang tidak bertanggung jawan hingga menyebabkan kebakaran terus meluas.KOMPAS.com / MUHAMAD SYAHRI ROMDHON Kobaran api membakar kawasan hutan Gunung Ciremai Kabupaten Kuningan Jawa Barat, Senin Malam, (5/10/2015). Petugas BTNGC menduga kebakaran disebabkan kelalaian orang yang tidak bertanggung jawan hingga menyebabkan kebakaran terus meluas.

Jika terjadi kebakaran, maka tentu hal itu akan merusak ekosistem. Terlebih jika api menjalar sampai kawasan hutan. Jika pohon-pohon sampai mati karena terbakar, butuh waktu lama untuk menumbuhkannya kembali.

Gundulnya bukit karena kebakaran menyebabkan rawan terjadinya bencana seperti tanah longsor saat musim hujan dan kekeringan saat kemarau. Oleh karena itu sekali lagi, jangan buat api unggun saat mendaki gunung di musim kemarau.

Baca juga: Padang Bunga Ilalang di Bukit Mongkrang, Ternyata Hanya Mekar Sekali

4. Bersama pemandu jika ingin ke Puncak Mongkrang

Saat ini kebanyakan pendaki Bukit Mongkrang hanya mencapai Puncak Candi Mongkrang 1 saja. Sementara Puncak Candi Mongkrang 2 atau Puncak Bukit Mongkrang masih menjulang tinggi di sisi selatan puncak pertama.

Puncak Candi Mongkrang 2 dan Jobolarangan yang menjulang tinggi di Selatan Puncak Candi Mongkrang 1.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Puncak Candi Mongkrang 2 dan Jobolarangan yang menjulang tinggi di Selatan Puncak Candi Mongkrang 1.
Sebenarnya ada jalan setapak menuju Puncak Mongkrang. Jalur itu terlihat dari Puncak Candi Mongkrang 1. Namun jika ingin menjelajah Puncak Mongkrang, lebih baik jika hal itu dilakukan bersama pemandu.

Baca juga: 6 Gunung di Jawa Tengah yang Cocok untuk Pendaki Pemula

Dengan menjelajah bersama pemandu, perjalanan akan terhindar dari risiko tersesat dan hilang. Pemandu juga bisa menjelaskan seputar puncak-puncak lain yang ada di sekitar Mongkrang.

5. Tidak meninggalkan sampah

Meski jalur pendakiannya singkat, hal itu bukan berarti pendaki bebas membuang sampah sembarangan. Sampah tetap harus dibawa turun kembali dan dibuang pada tempatnya. Jika penuh sampah, tentu keindahan Bukit Mongkrang akan berkurang.

Sampah Pendaki di Gunung Merbabu Berupa Tulisan yang Tidak Dibawa Turun.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Sampah Pendaki di Gunung Merbabu Berupa Tulisan yang Tidak Dibawa Turun.
Semboyan pendaki “Tidak mengambil apa pun selain foto, tidak meninggalkan apa pun selain jejak, dan tidak membunuh apa pun selain waktu” harus tetap dipegang teguh. Tidak hanya saat mendaki gunung tinggi, tetapi juga ketika mendaki bukit dan berwisata ke alam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com