Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Tips untuk Meminimalkan Risiko Tersesat saat Mendaki Gunung

Kompas.com - 09/07/2019, 18:07 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

4. Mendaki melalui jalur resmi

Biasanya di jalur pendakian resmi setiap gunung, para petugas basecamp telah mempersiapkan jalur sehingga mudah ditapaki dan diikuti. Jalur yang cukup jelas tentu meminimalkan risiko tersesat bagi pendaki.

Sebaliknya di jalur pendakian tidak resmi atau ilegal, tidak ada petugas resmi yang merawat jalur karena memang bukan diperuntukkan bagi aktivitas pendakian. Jalur pun menjadi tidak jelas dan tertutup ilalang.

Baca juga: 5 Jalur Pendakian Resmi Gunung Merbabu, Kamu Pilih Mana?

Hal itu tentu membuat pendaki yang nekat berisiko tersesat. Belum lagi, tidak ada petugas berwenang yang bisa segera melakukan tindakan penyelamatan jika ada hal buruk menimpa pendaki seperti terjatuh atau tersesat.

5. Berjalan di jalur pendakian yang telah disediakan

Meski telah tersedia jalur pendakian, tidak jarang seorang pendaki berjalan di luar jalur dengan alasan untuk memangkas rute agar lebih cepat. Hal ini jelas membuat pendaki semakin berisiko tersesat.

Sabana di Jalur Pendakian Gunung Merbabu via Selo.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Sabana di Jalur Pendakian Gunung Merbabu via Selo.

Beberapa jalan pintas memang mengarah kembali ke jalur pendakian. Namun, tidak sedikit pula yang mengarah keluar jalur pendakian. Pendaki yang mengikutinya bisa jadi malah berjalan ke arah hutan lebat atau pinggir tebing.

Baca juga: Catatan Panduan Mendaki Gunung Sindoro via Tambi (1)

Jalan pintasseperti itu biasanya terbuat oleh alam melalui aliran air hujan sehingga tampak seperti jalur pendakian. Agar tidak tersesat, tetaplah berjalan di jalur pendakian yang telah disediakan.

6. Belajar dasar navigasi darat dan ilmu membaca peta

Kemampuan navigasi darat dan ilmu membaca peta merupakan dua hal yang dibutuhkan oleh para pendaki gunung. Kedua ilmu tersebut biasanya akan diajarkan kepada seseorang saat mengikuti organisasi pencinta alam, baik di sekolah atau saat kuliah.

Baca juga: Catatan Panduan Mendaki Gunung Sindoro via Tambi (2)

Perwira Divisi Jaga (Padiv) membaca peta untuk menentukan arah kapal dalam perjalanan menuju Hawaii, Amerika Serikat di anjungan KRI Makassar 590, Jumat (1/6/2018). Pada Mei lalu, sebanyak 603 prajurit TNI-AL diberangkatkan ke Hawaii, Amerika Serikat, untuk mengikuti Rim Of The Pacific (RIMPAC) 2018, latihan bersama peperangan maritim multilateral terbesar di dunia.ANTARA FOTO/BUDI CANDRA SETYA Perwira Divisi Jaga (Padiv) membaca peta untuk menentukan arah kapal dalam perjalanan menuju Hawaii, Amerika Serikat di anjungan KRI Makassar 590, Jumat (1/6/2018). Pada Mei lalu, sebanyak 603 prajurit TNI-AL diberangkatkan ke Hawaii, Amerika Serikat, untuk mengikuti Rim Of The Pacific (RIMPAC) 2018, latihan bersama peperangan maritim multilateral terbesar di dunia.

Jika tahu seputar navigasi barat dan ilmu membaca peta, maka hal itu akan meminimalkan risiko tersesat. Seorang pendaki tetap akan mengetahui di mana ia berada selama pendakian.

7. Mendaki saat cuaca sedang cerah

Biasanya pendaki tersesat ketika kabut tebal menyelimuti gunung. Itu karena ia tidak bisa menentukan ke arah mana ia melangkah karena pandangannya terhalang oleh kabut.

Jalan Menanjak Terjal Usai Area Camping Pos III Gunung Sindoro via Tambi.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Jalan Menanjak Terjal Usai Area Camping Pos III Gunung Sindoro via Tambi.

Saat kabut tebal menyelimuti gunung, tanda alam yang bisa digunakan untuk menentukan arah seperti posisi bintang dan matahari menjadi tidak terlihat.

Baca juga: 6 Alasan Tidak Mendaki Gunung ketika Musim Hujan

Oleh karena itu, lebih baik jika pendakian dilakukan saat cuaca cerah sehingga pemandangan ke arah jauh yang bisa digunakan untuk menentukan arah tetap terlihat jelas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com