4. Mendaki melalui jalur resmi
Biasanya di jalur pendakian resmi setiap gunung, para petugas basecamp telah mempersiapkan jalur sehingga mudah ditapaki dan diikuti. Jalur yang cukup jelas tentu meminimalkan risiko tersesat bagi pendaki.
Sebaliknya di jalur pendakian tidak resmi atau ilegal, tidak ada petugas resmi yang merawat jalur karena memang bukan diperuntukkan bagi aktivitas pendakian. Jalur pun menjadi tidak jelas dan tertutup ilalang.
Baca juga: 5 Jalur Pendakian Resmi Gunung Merbabu, Kamu Pilih Mana?
Hal itu tentu membuat pendaki yang nekat berisiko tersesat. Belum lagi, tidak ada petugas berwenang yang bisa segera melakukan tindakan penyelamatan jika ada hal buruk menimpa pendaki seperti terjatuh atau tersesat.
5. Berjalan di jalur pendakian yang telah disediakan
Meski telah tersedia jalur pendakian, tidak jarang seorang pendaki berjalan di luar jalur dengan alasan untuk memangkas rute agar lebih cepat. Hal ini jelas membuat pendaki semakin berisiko tersesat.
Beberapa jalan pintas memang mengarah kembali ke jalur pendakian. Namun, tidak sedikit pula yang mengarah keluar jalur pendakian. Pendaki yang mengikutinya bisa jadi malah berjalan ke arah hutan lebat atau pinggir tebing.
Baca juga: Catatan Panduan Mendaki Gunung Sindoro via Tambi (1)
Jalan pintasseperti itu biasanya terbuat oleh alam melalui aliran air hujan sehingga tampak seperti jalur pendakian. Agar tidak tersesat, tetaplah berjalan di jalur pendakian yang telah disediakan.
6. Belajar dasar navigasi darat dan ilmu membaca peta
Kemampuan navigasi darat dan ilmu membaca peta merupakan dua hal yang dibutuhkan oleh para pendaki gunung. Kedua ilmu tersebut biasanya akan diajarkan kepada seseorang saat mengikuti organisasi pencinta alam, baik di sekolah atau saat kuliah.
Baca juga: Catatan Panduan Mendaki Gunung Sindoro via Tambi (2)
Jika tahu seputar navigasi barat dan ilmu membaca peta, maka hal itu akan meminimalkan risiko tersesat. Seorang pendaki tetap akan mengetahui di mana ia berada selama pendakian.
7. Mendaki saat cuaca sedang cerah
Biasanya pendaki tersesat ketika kabut tebal menyelimuti gunung. Itu karena ia tidak bisa menentukan ke arah mana ia melangkah karena pandangannya terhalang oleh kabut.
Saat kabut tebal menyelimuti gunung, tanda alam yang bisa digunakan untuk menentukan arah seperti posisi bintang dan matahari menjadi tidak terlihat.
Baca juga: 6 Alasan Tidak Mendaki Gunung ketika Musim Hujan
Oleh karena itu, lebih baik jika pendakian dilakukan saat cuaca cerah sehingga pemandangan ke arah jauh yang bisa digunakan untuk menentukan arah tetap terlihat jelas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.