Jika Wayang Golek Yogyakarta dan Jawa Barat lebih fokus pada cerita Mahabharata dan Ramayana, sedangkan Wayang Thengul lebih fokus pada cerita Babat Tanah Jawa.
"Tari Thengul lebih diartikan pergerakan tubuh manusia yang menyerupai Wayang Thengul, dengan ditambahi beberapa koreografi serta inovasi untuk menambah kesan berbeda," kata Sutarto yang juga berprofesi sebagai pengajar seni dan budaya di salah satu sekolah di Kabupaten Bojonegoro itu.
Perjalanan panjang tanpa lelah para seniman dan budayawan Bojonegoro dalam mengenalkan Tari Thengul di berbagai kesempatan seni dan budaya, akhirnya membuahkan hasil.
Tari Thengul memperoleh pengakuan serta penetapan sebagai warisan budaya tak benda dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Tari Thengul kini telah diakui sebagai hak dan warisan intelektual Bojonegoro, dan pengakuan itu baru diberikan tahun 2018, hal yang sama untuk Wayang Thengul juga sama pengakuannya diberikan tahun 2018," katanya.
Pria paruh baya atau umur sekitar 50 ini, berharap generasi selanjutnya bisa melestarikan Tari Thengul melalui berbagai pementasan dan kegiatan seni budaya, serta mengenalkan bahwa Bojonegoro juga mempunyai seni dan tari asli daerah, sebagai bagian dari kearifan lokal setempat.