Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Industri Pariwisata Jika Ibu Kota Pindah ke Kaltim?

Kompas.com - 28/08/2019, 07:08 WIB
Silvita Agmasari,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur membutuhkan persiapan yang matang, tak terkecuali dalam bidang pariwisata.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebutkan pemindahan ibu kota bagi pariwisata adalah tantangan sekaligus kesempatan baru untuk menambah produk pariwisata Indonesia.

"Produk dalam Pariwisata adalah destinasi. Sedangkan customers-nya adalah originasi. Karena akan bermunculan destinasi-destinasi baru di Pulau Kalimantan, yang selama ini belum banyak bergerak ke pariwisata, melainkan masih di pertambangan, minyak dan batubara," jelas Arief saat dihubungi KompasTravel, Selasa (17/8/2019).

Baca juga: 5 Destinasi Wisata Ibu Kota Baru di Kutai Kartanegara Kaltim

Arief menjelaskan saat ini "ibu kota pariwisata Indonesia" masih dipegang Bali. Sekitar 40 persen wisatawan mancanegara datang melalui pintu Bandara Internasional Ngurah Rai.

Sedangkan sisanya, termasuk pejalan bisnis, masuk lewat Jakarta (30 persen) dan Kepulauan Riau (20 persen). Adanya ibu kota baru berarti menambah gerbang kedatangan dari wisatawan mancanegara. 

Untuk menambah produk baru, pemerintah juga mengembangkan 10 Bali Baru, 10 Destinasi Prioritas, dan terakhir 5 Destinasi Super Prioritas.

Rencananya Kemenpar juga mendorong untuk dibuat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Kalimantan Timur, guna menjadikan destinasi wisata di Kalimantan Timur lebih kuat dan dikenal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com