Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulau Komodo Tidak Jadi Tutup, Ini Tanggapan Asita Manggarai Barat

Kompas.com - 03/10/2019, 15:14 WIB
Markus Makur,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Ketua Pelaksana Harian Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Kabupaten Manggarai Barat, Donatus Matur menanggapi keputusan tentang status Pulau Komodo yang tak ditutup.

"Ini pernyataan yang menggembirakan bagi pelaku pariwisata di Nusa Tenggara Timur, khususnya Kabupaten Manggarai Barat. Perjuangan oleh pelaku pariwisata untuk menolak wacana penutupan Pulau Komodo didengar oleh Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Arief Yahya dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu, (2/10/2019).

Matur menjelaskan, wacana penutupan Pulau Komodo 2020 yang diwacanakan oleh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat sangat tidak diterima oleh masyarakat di Pulau Komodo dan pelaku pariwisata belum lama ini.

"Belum lama ini pelaku pariwisata Manggarai Barat serta masyarakat di Pulau Komodo memberikan masukan kepada tim yang mengkaji di lapangan yang berkaitan dengan wacana tersebut. Wacana yang disampaikan Gubernur NTT tidak disertai regulasinya," jelasnya.

Baca juga: Pulau Komodo Batal Ditutup, Luhut Sebut Pengunjung Akan Dibatasi

Matur menjelaskan, dampak dari wacana itu maka selama 2019, kunjungan wisatawan mancanegara ke Pulau Komodo terus menurun. Namun, pernyataan dari Arief memberikan harapan baru kepada pelaku pariwisata dan masyarakat Manggarai Barat.

KomodoKOMPAS.COM/DANI PRABOWO Komodo

Matur menjelaskan, ASITA Manggarai Barat berharap pernyataan Menpar RI itu disertakan dengan pernyataan tertulis kepada organisasi pelaku pariwisata Nusa Tenggara Timur, Manggarai Barat, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat.

Baca juga: KLHK Bentuk Tim Terpadu Bedah Opsi Penutupan Pulau Komodo

"Saya berharap Menpar RI membuat pernyataan pemulihan di media massa terkait dengan wacana selama ini. Pernyataan pemulihan itu dibuat tertulis dan dikirimkan kepada organisasi pariwisata Indonesia dan dunia,"harapnya.

Kepala Hubungan Masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur, Marius Jelamu saat dihubungi Kompas.com, Rabu, (2/10/2019) menjelaskan, Nusa Tenggara Timur menerima keputusan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia bahwa Pulau Komodo di TN Komodo tidak ditutup tahun depan dan masyarakat di Pulau Komodo juga tidak direlokasi.

Wiasatawan melihat Komodo di Pulau RincaKOMPAS.COM/DANI PRABOWO Wiasatawan melihat Komodo di Pulau Rinca

"Hasil kajian dari Tim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia diterima oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Senin lalu sudah rapat bersama Menkopolhukam RI, Menteri KLHK dan Menteri Pariwisata RI yang isinya bahwa tim survei sudah melaporkan hasil kajian lapangan di Pulau Komodo," jelasnya.

Baca juga: Ini Alasan Pulau Komodo Tak Jadi Ditutup untuk Kunjungan Wisatawan

Jelamu menjelaskan, hasil pertemuan lintas kementerian yang dipimpin Menkopolhukam RI, Luhut Binsar Panjaitan bahwa ada beberapa point diantaranya, Pulau Komodo dikelola bersama Kementerian KLHK, Kementerian Pariwisata, Pemprov NTT dan Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat.

Kedua Pulau Komodo murni untuk konservasi. Ketiga, tidak diarahkan massal tourism di Pulau Komodo. Keempat membatasi kunjungan wisatawan dengan member card.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Travel Update
Waktu Terbaik Berkunjung ke Vietnam Berdasarkan Musim

Waktu Terbaik Berkunjung ke Vietnam Berdasarkan Musim

Travel Tips
Swiss-Belhotel International Rebranding Swiss-Belcourt Serpong Tangsel

Swiss-Belhotel International Rebranding Swiss-Belcourt Serpong Tangsel

Hotel Story
 'Dubai, Anda Siap?': Kampanye Terbaru Dubai untuk Wisatawan Indonesia 

"Dubai, Anda Siap?": Kampanye Terbaru Dubai untuk Wisatawan Indonesia 

Travel Update
Rute Menuju ke Arjasari Rock Hill Bandung

Rute Menuju ke Arjasari Rock Hill Bandung

Jalan Jalan
Wisman Asal Singapura Dominasi Kunjungan di Kepulauan Riau Maret 2024

Wisman Asal Singapura Dominasi Kunjungan di Kepulauan Riau Maret 2024

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Jam Buka di Arjasari Rock Hill

Harga Tiket Masuk dan Jam Buka di Arjasari Rock Hill

Jalan Jalan
Harga Tiket Masuk Candi Prambanan 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Candi Prambanan 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Update
Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Jalan Jalan
Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Travel Update
Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Jalan Jalan
Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Jalan Jalan
5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

Travel Update
[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

Travel Update
8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com