Dari Sleman, seniman-seniman membawa puluhan penari yang menggambarkan Rahwana merebut Shinta.
Para seniman asal ISI menari kreasi baru yang menggambarkan tentang keragaman Indonesia yang harus disyukuri dan dibanggakan.
Kabupaten lain tidak kalah menarik. Magelang menonjolkan tari kipas yang menggambarkan bunga bermekaran. Purworejo membawa kesenian Dolalak yang mirip dengan Seni Angguk Kulon Progo.
Baca juga: Wisata ke Yogya, Mampir ke Kulon Progo untuk Menoreh Art Festival 2019
Yang lain ada tari Topeng Ireng, jathilan, hingga reog. Puluhan penari anak seolah Nini Thowok yang lucu, nakal, dan periang, juga mencuri perhatian.
Kepala Dinas Kebudayaan Kulon Progo, DIY, Untung Waluya mengatakan, MAF menjadi bagian dari kemeriahan Hari Jadi ke-68 Kulon Progo. Sebagai kabupaten muda tentu saja harus terus menggali kekayaan seni dan budayanya.
Bila dibanding kabupaten lain yang sudah berusia bahkan hingga ratusan tahun, Kabupaten Kulon Progo pun berniat mengejar ketertinggalan.
Itulah mengapa MAF kali ini menghadirkan kekayaan kebudayaan dari berbagai daerah di Pulau Jawa.
"Karena ini menjadi puncak kejayaan kebudayaan di Tanah Jawa ini," kata Untung.
(K71-12)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.