Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meriahnya Tetabuhan Ul-Daul yang Fenomenal, Apakah Itu?

Kompas.com - 30/10/2019, 10:31 WIB
Dani Julius Zebua,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi

 KULON PROGO, KOMPAS.com - Tetabuhan dari barang bekas, seperti tong, jerigen besar, dan banyak lagi dalam  terdengar dinamis.

Tetabuhan itu tersusun dalam mobil berjalan yang dikemas bentuk kepala barong bermahkota.

Kepala raksasa itu memuat puluhan orang yang sedang menabuh dengan sangat bersemangat. Suaranya dinamis. Aksi mereka membuat kepala itu seperti bergoyang-goyang menari. 

Inilah Ul-Daul, kesenian masyarakat Madura yang fenomenal. Kesenian perkusi ini menjadi puncak dari karnival Menoreh Art Festival 2019 yang berlangsung di Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Menurut ketua rombongan Ul-Daul bernama Mukhlis, tetabuhan model ini awalnya menjadi sarana untuk membangunkan orang sahur di bulan Ramadhan.  

Baca juga: Menghidupkan Budaya Kulon Progo Lewat Festival Musik Tradisional

"Kami menggunakannya saat masa puasa. Biasa anak-anak menggunakannya untuk membangunkan orang sahur," kata Mukhlis, Sabtu (19/10/2019) petang.

Dalam perkembangannya, Ul-Daul menjadi parade karnival dan festival di Madura. Kesenian ini cukup popular hingga ke kabupaten dan kota tetangga.

Alat musiknya dominan perkusi. Irama memang terdengar dinamis, namun agaknya tidak perlu memiliki keahlian spesial untuk menabuh seperti ini. Yang penting terdengar rancak. 

Semua dihasilkan alat perkusi bikinan, mulai dari tong hingga wadah bekas ikan. Sering disamakan dengan musik tong tong. 

Pengemasan kendaraan bagi para pemusik inilah yang membangkitkan daya tarik. Mukhlis menceritakan, timnya perlu satu  minggu membuat tampilan kepala barong ini. Bahannya mudah, yakni dari gabus, terkesan lentur, ringan dan jadi hidup. 

Kelompok seniman Ul-daul Madura membawa 45 orang yang mayoritas penabuh. 

"Tampil di mana-mana. Kali ini dapat undangan untuk ulang tahun Kulon Progo," kata Mukhlis.

Karnival merupakan kemeriahan MAF 2019 yang terpusat di Alun-alun Wates. Ini hari ke-8 perjalanan festival yang rencananya berlangsung hingga 30 Oktober 2019. 

Karnival diikuti 25 kontingen dari berbagai daerah di Pulau Jawa. Masing-masing menunjukkan kekhasan seni budaya. Warga Kulon Progo tumpah ruah di alun-alun maupun di jalanan. 

Dari Sleman, seniman-seniman membawa puluhan penari yang menggambarkan Rahwana merebut Shinta. 

Para seniman asal ISI menari kreasi baru yang menggambarkan tentang keragaman Indonesia yang harus disyukuri dan dibanggakan.

Kabupaten lain tidak kalah menarik. Magelang menonjolkan tari kipas yang menggambarkan bunga bermekaran. Purworejo membawa kesenian Dolalak yang mirip dengan Seni Angguk Kulon Progo.

Baca juga: Wisata ke Yogya, Mampir ke Kulon Progo untuk Menoreh Art Festival 2019

Yang lain ada tari Topeng Ireng, jathilan, hingga reog. Puluhan penari anak seolah Nini Thowok yang lucu, nakal, dan periang, juga mencuri perhatian. 

Kepala Dinas Kebudayaan Kulon Progo, DIY, Untung Waluya mengatakan, MAF menjadi bagian dari kemeriahan Hari Jadi ke-68 Kulon Progo. Sebagai kabupaten muda tentu saja harus terus menggali kekayaan seni dan budayanya. 

Bila dibanding kabupaten lain yang sudah berusia bahkan hingga ratusan tahun, Kabupaten Kulon Progo pun berniat mengejar ketertinggalan.

Itulah mengapa MAF kali ini menghadirkan kekayaan kebudayaan dari berbagai daerah di Pulau Jawa. 

"Karena ini menjadi puncak kejayaan kebudayaan di Tanah Jawa ini," kata Untung. 

(K71-12)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com