Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Live on board Dikuasai Asing Jadi Tantangan Pebisnis Indonesia

Kompas.com - 14/12/2019, 22:02 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wisata live on board disebut pula liveaboard  beberapa tahun terakhir semakin populer di Indonesia. Dengan wisata live on board wisatawan dapat berkeliling dari satu titik ke titik lain menggunakan kapal, sekaligus menginap di kapal. 

Kapal live on board banyak menawarkan jasa di daerah timur Indonesia seperti Papua, Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Lantaran keindahan laut dan kepulauan di sana yang luar biasa cantik. 

Biasanya wisatawan akan tinggal di atas kapal dan berwisata seperti island hopping, snorkeling, dan diving dalam jangka waktu tertentu saat live on board. Kapal yang digunakan untuk live on board umumnya adalah kapal kayu dalam berbagai ukuran.

Di Indonesia sendiri sudah cukup banyak pelaku usaha live on board. Salah satunya adalah Kurabesi Explorer yang menyediakan paket wisata live on board di area sekitar Pulau Papua.

Di Indonesia sendiri, sudah ada sekitar 400 kapal live on board yang sebagiannya dinaungi oleh Jaringan Kapal Rekreasi (Jangkar).

“Pelaku usaha live on board yang bergabung di Jangkar ada sekitar 80 member. Sayangnya dari 400 itu sekitar 90 persen kapal-kapal tersebut masih kepemilikan asing,” ujar Rani Bustar, Co-Founder dan Owner dari Kurabesi Explorer.

Baca juga: Rasanya LOB di Kapal Rp 70 juta Semalam di Perairan Komodo

Menurut Rani, kurangnya pelaku usaha yang berasal dari Indonesia bisa dikarenakan pemikiran bahwa bisnis kapal adalah bisnis yang berat dan padat modal.

Selain itu, kurangnya informasi soal bisnis ini juga jadi kendala bagi orang Indonesia yang baru ingin memulai.

Banyaknya pelaku usaha asing yang punya wawasan lebih luas dibandingkan orang Indonesia disebutkan Rani jadi tantangan yang cukup besar.

Pasalnya, orang Indonesia yang masih awam soal bisnis kapal wisata ini masih perlu banyak belajar sehingga agak sulit bersaing dengan pemilik kapal yang memang sudah bertahun-tahun menjalani bisnis ini.

“Ya wawasan orang asing itu pasti lebih advance. Selain itu memang operasinya lebih complicated  (rumit) daripada hotel yang memang land based (berada di darat).”

Kurangnya informasi dan wawasan pihak Indonesia soal bisnis live on board juga disebutkan berdampak pada regulasi yang terkesan rumit.

Menurut Rani, untuk mengurus berbagai perizinan menjalankan usaha live on board ini dirinya perlu mengurus ke beberapa pihak sekaligus.

“Kita kapal izinnya ke perhubungan laut. Izin badan usahanya ke pariwisata. Terus nanti harus izin safety keselamatan maritim di syahbandar. Masih banyak yang belum tersentral,” ujarnya.

Baca juga: Unik, Bekas Kapal Perang Inggris Jadi Kapal Pesiar di Pulau Komodo

Kini melalui asosiasi Jangkar, para pelaku usaha live on board tengah berdiskusi secara intens dengan pemerintah mengenai pengaturan khusus soal usaha live on board.

Ia mengaku, izinnya memang agak sulit lantaran kapal live on board tak bisa dikategorikan secara spesifik jadi kategori kapal yang biasanya.

“Kapal penumpang, bukan. Kapal barang, bukan. Tapi bentuk kapal ini seperti kapal barang. Kalau kapal penumpang, tapi penumpangnya enggak turun dalam waktu yang lama, seminggu misalnya. Untungnya pemerintah support kita untuk bisa merapikan perizinan supaya lebih memudahkan kita dalam melakukan bisnis.”

Awal mula Rani terjun ke bisnis live on board berawal dari kegelisahannya dalam melihat pariwisata Indonesia yang banyak dikelola oleh pihak asing.

Sebelum terjun di bisnis ini, Rani adalah seorang jurnalis yang sempat bepergian ke beberapa tempat di Indonesia.

“Aku pernah ke Bunaken dulu harus bayar pakai euro. Aku harus bayar per dive (selam) 35 Euro. Pengelolanya orang asing, sedih banget. Orang Indonesia di sana kerjanya hanya jadi supir kapal, angkut tabung," cerita Rani.

Akhirnya ia dan suami menabung agar bisa membeli kapal dan berbisnis wisata live on board. Rani dan suami mempekerjakan orang Indonesia sebagai kru kapal, berkomitmen tidak  mempekerjakan orang asing.

Baca juga: Wisata Kapal Pesiar Semakin Diminati Generasi Milenial

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com