Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kereta Wisata Baru di Solo, Lokomotif Uap Kuno Berusia Hampir 1 Abad

Kompas.com - 19/02/2020, 17:58 WIB
Labib Zamani,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) meresmikan lokomotif uap kuno buatan Hanomag Hannover, Linden, Jerman tahun 1921 sebagai kereta wisata di Solo, Jawa Tengah, Minggu (16/2/2020).

Peresmian lokomotif uap dilakukan secara simbolis dengan pemotongan pita rangkaian bunga oleh Dirut PT KAI Edi Sukmoro dan Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo.

Pembukaan ini dilakukan di depan Loji Gandrung atau rumah dinas Wali Kota Surakarta.

Lokomotif uap dengan kode lambung D1410 tersebut mendampingi Sepur Kluthuk Jaladara yang kini sudah duluan beroperasi sebagai kereta wisata.

Baca juga: Mudik ke Solo, Jangan Lewatkan Naik Kereta Uap Kuno Jaladara

Lokomotif tersebut menarik dua gerbong kereta bernama Djoko Kendil dengan nomor seri asli SS9000 (tipe kereta tidur kelas 1) buatan Belanda tahun 1938.

Gerbong kereta Djoko kendil ini memiliki panjang 20 meter.

Sebagaimana diketahui gerbong ini dahulu digunakan untuk kereta mewah Nacht Express rute Surabaya - Yogyakarta - Purwokerto - Jakarta PP.

"Ini (lokomotif uap) usianya sudah 99 tahun. Sudah langka," kata Edi, Minggu.

Baca juga: Mudik Lewat Ambarawa? Coba Jajal Kereta Kayu Tua Bermesin Diesel

Menurut Edi, lokomotif uap kuno yang disimpan di Stasiun Ambarawa, Jateng ada belasan.

Sementara baru satu lokomotif uap D1410 yang direstorasi PT KAI di Balai Yasa Yogyakarta.

Dirut PT KAI Edi Sukmoro dan Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo dalam peresmian lokomotif uap kuno buatan Jerman tahun 1921 sebagai kereta wisata di Loji Gandrung Solo, Jateng, Minggu (16/2/2020).KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Dirut PT KAI Edi Sukmoro dan Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo dalam peresmian lokomotif uap kuno buatan Jerman tahun 1921 sebagai kereta wisata di Loji Gandrung Solo, Jateng, Minggu (16/2/2020).

Proses restorasi membutuhkan waktu sembilan bulan dimulai pada Februari 2019 dan selesai Oktober 2019.

Melibatkan petugas KAI yang masih aktif hingga yang sudah pensiun demi menghidupkan kembali mesin lokomotif tersebut.

"Lokomotif ini di dunia sudah tidak ada lagi. Tinggal satu. Dan satupun waktu itu tidak jalan, lha yang ini jalan," ungkap Edi.

KAI, lanjut Edi berencana ingin menghidupkan kembali keberadaan lokomotif uap kuno yang disimpan di Stasiun Ambarawa sebagai kereta wisata.

Baca juga: Kereta Wisata Monas Gratis Bukan untuk Keliling Monas, Ini Gunanya

Sehingga turis lokal maupun mancanegara bisa mengingat masa lalu sejarah kereta api.

Wakil Wali Kota Surakarta, Achmad Purnomo menambahkan, dengan dioperasikan lokomotif uap kuno tersebut bisa melengkapi transportasi wisata di Solo.

"Lokomotif ini melengkapi Sepur Kluthuk Jaladara yang sudah dulu beroperasi. Mudah-mudahan meningkatkan daya tarik pariwisata Solo, khususnya wisata budaya," terang Purnomo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com