Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadispar DKI Jakarta: Pemulihan Pariwisata Tergantung Sektor Ekonomi

Kompas.com - 20/05/2020, 22:04 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi virus corona yang menghantam semua sektor industri termasuk pariwisata.

Salah satu tahap dalam mitigasi bencana Covid-19 adalah tahapan recovery yang dilakukan setelah masa tanggap darurat.

Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta Cucu Ahmad Kurnia menyampaikan, pemulihan pariwisata hingga kembali ke tahap normal bergantung pada sektor ekonomi.

"Harus dilihat dulu ekonominya seperti apa. Misalnya DKI Jakarta kita contohkan saja Ancol, nah itu pasarnya siapa? Marketnya siapa? Tentu orang Jakarta dulu. Nah orang Jakarta bagaimana kondisi ekonominya saat ini?" kata Cucu saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/5/2020.

Baca juga: The New Normal Pariwisata Indonesia Setelah Pandemi Corona, Apa Itu?

Oleh karena itu, menurutnya pariwisata Jakarta akan pulih jika keadaan ekonomi warganya sudah pulih juga.

Orang-orang cenderung akan memilih berwisata jika sudah memiliki cukup uang. Dengan kondisi sulit saat ini perekonomian tersendat karena terhambatnya aktivitas.

Pesta kembang api menyemarakkan pergantian tahun di Pantai Lagoon Ancol, Jakarta, Selasa (1/1/2019).ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR Pesta kembang api menyemarakkan pergantian tahun di Pantai Lagoon Ancol, Jakarta, Selasa (1/1/2019).

Terlebih dengan perubahan kebiasaan orang berwisata ke arah New Normal yang lebih mengutamakan soal kesehatan dan kebersihan.

"Untuk itu kami tengah menggodok SOP protokol kesehatan Covid-19 agar dapat dilaksanakan di setiap sektor pariwisata. Protokol itu yang nantinya dinilai oleh tim kesehatan Covid-19 apakah sudah sesuai apa belum," ujarnya.

Baca juga: Sambut New Normal, Kadispar DKI Jakarta: Sektor Pariwisata Dibuka Bertahap

Adapun protokol kesehatan yang akan diberlakukan pada era New Normal dan seterusnya tersebut sama seperti protokol kesehatan masa Covid-19.

Protokol kesehatan terdiri dari penggunaan masker, pengadaan hand sanitizer, dan jarak sosial di tempat wisata.

Cucu berharap penyusunan SOP tersebut dapat rampung sehabis Lebaran, sehingga dapat disahkan secepatnya oleh tim kesehatan Covid-19.

Langit biru terlihat dari kawasan Kota Tua Jakarta, Rabu (8/4/2020). Sepinya aktivitas warga Ibu Kota karena pembatasan sosial membuat langit Jakarta  cerah dengan tingkat polusi yang rendah.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Langit biru terlihat dari kawasan Kota Tua Jakarta, Rabu (8/4/2020). Sepinya aktivitas warga Ibu Kota karena pembatasan sosial membuat langit Jakarta cerah dengan tingkat polusi yang rendah.

Ia juga mengatakan bahwa masa pemulihan atau recovery pariwisata di setiap daerah berbeda. Tiap daerah dikatakan olehnya memiliki waktu masing-masing dalam pemulihan.

"Pasti berbeda, itu tergantung pemulihan ekonomi masyarakat setempatnya dulu kan. Ya jadi tergantung pasar utama mereka dulu siapa, warga lokal," terang Cucu.

Baca juga: Yogyakarta Susun Protokol New Normal, Siap Sambut Wisatawan setelah Corona

Sementara itu, Pemerintah Daerah DKI Jakarta kembali memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga 4 Juni 2020.

Kendati demikian, Cucu berharap dan optimis bahwa PSBB tersebut merupakan yang terakhir jika masyarakat Jakarta patuh menjalaninya.

Baca juga: Anies Kembali Perpanjang PSBB Jakarta sampai 4 Juni 2020

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com