Tak cukup masker, pengunjung Malioboro juga wajib scan barcode
Ketatnya Pemkot Yogyakarta dalam menerapkan protokol di Malioboro juga terwujud dengan menggunakan sistem barcode bagi pengunjung.
Fungsi barcode ini untuk mempermudah tracing jika terjadi kasus positif Covid-19 di Malioboro.
"Pengunjung kita monitor keberadaannya dengan memberlakukan barcode," ujar Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi, Kamis (11/06/2020).
Baca juga: Selain Pakai Masker, Pengunjung yang Masuk Malioboro Wajib Scan Barcode
Selain Malioboro, untuk Taman Pintar, Pasar Beringharjo dan Alun-alun Utara juga mulai dilakukan monitoring bagi pengunjung.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta Tri Hastono menjelaskan barcode tidak dibagikan per orang, melainkan ditempel dan diletakkan di beberapa titik lokasi Malioboro yang terlihat jelas oleh pengunjung.
Setiap pengunjung kemudian diminta untuk memindai barcode tersebut ke smartphone-nya. Selanjutnya, akan ada data yang diminta untuk diisi pengunjung.
"Pengunjung diminta mengisi data, yang diminta NIK dan nomor HP," jelasnya.
Kusir Andong di Malioboro pakai masker, face shield dan memasang tirai pembatas untuk keamanan
Beberapa kusir andong yang beroperasi di kawasan Malioboro turut serta dalam mencegah penyebaran Covid-19. Mereka turut serta dengan mengenakan masker, sekaligus face shield.
Tak tanggung-tanggung, kursi andong pun dipasang tirai pembatas antara kusir dan penumpang.
Baca juga: Kusir Andong di Malioboro Kini Pakai Masker, Face Shield, dan Tirai Pembatas
Hal ini dilakukan untuk kenyamanan penumpang yang sebagian besar merupakan wisatawan tersebut.
Diberitakan Kompas.com, 18 Juni 2020, salah satu kusir andong bernama Sadiyo (63), sudah mulai beroperasi kembali.
Ia mengatakan, sebelum kembali beroperasi, dirinya sibuk mempersiapkan protokol kesehatan yaitu dengan memasang tirai pembatas sebagai penyekat antara tempat duduk kusir dan penumpang.
"Ini diberi sekat, yang beli anak saya. Ya agar aman tidak tertular virus," tegasnya.