Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Hawu di Padalarang, Terbentuk 27 Juta Tahun Lalu

Kompas.com - 09/08/2020, 10:52 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu daya tarik wisata di Bandung Barat adalah keindahan alamnya. Hal itu pun tak lepas dari wilayah Bandung Barat yang berada di kawasan pegunungan.

Dilansir dari Tribun Jabar, salah satu tempat yang menawarkan keindahan alam di Bandung Barat adalah kawasan tebing Gunung Hawu, Padalarang.

Gunung Hawu ini memiliki keindahan dan keunikan tersendiri, satu di antaranya yakni lubang besar di tengah tebing--mirip Natural Bridge di Virginia, Amerika Serikat.

Baca juga: Seluruh Atraksi Wisata di Great Asia Africa Bandung Buka Kembali, Ada Apa Saja?

Di balik nama hawu

Dalam bahasa Sunda, hawu merupakan tempat untuk memasak secara tradisional. Hal ini diungkapkan, seorang petani setempat bernama Ajun (68).

Dari cerita-cerita sesepuh, kata dia, penamaan hawu itu diambil dari istilah Sunda yang artinya tempat tungku buat memasak di dapur.

"Hawu kan bahasa Sunda, emang mirip hawu gunung itu, karena ada lubangnya, " ujar Ajun.

Ajun bercerita, Gunung Hawu itu sudah seperti itu memiliki lubang di tengah-tengah gunung sejak dulu, bahkan sebelum ia lahir.

Baca juga: Inilah 5 Destinasi Wisata Keluarga di Sekitar Lembang Bandung Barat

Tempat laut dangkal

Dikutip dari buku Bandung Purba penulis T Bachtiar dan Dewi Syafrani, Gunung Hawu ini merupakan drop off atau tempat laut dangkal.

Tempat berupa tebing curam yang ditumbuhi karang beraneka ragam yang terbentuk 27 juta tahun yang lalu.

Dari buku itu, Gunung Hawu berada di Kawasan bukit kapur Citatah, Bandung Barat. Jarak dari Kota Bandung ke kawasan perbukitan kapur Citatah sekitar 20-25 km.

"Perbukitan kapur memiliki nilai yang tinggi, sehingga perlu dicagarkan dijadikan monumen alam, sangat baik bila dikembangkan sebagai cagar bumi guna mempertahankan keragaman bumi dari kehancuran, sehingga dapat dijadikan kampus lapangan," dikutip dari buku Bandung Purba, penulis T Bachtiar dan Dewi Syafrani.

Gunung HawuTribun Jabar/Syarih Pulloh Anwari Gunung Hawu

Diusulkan untuk jadi geopark

Senada dengan itu, Gunung Hawu yang berlokasi di Kecamatan Padalarang juga berencana masuk kajian geopark, sehingga harus dilestarikan dan dirawat keberadaanya.

Kasi Sejarah dan Kepurbakalaan, Asep Diki Hidayat mengatakan, pihaknya bakal mengajukan kajian dengan berbagai pihak lainnya, salah satunya adalah Gunung Hawu memiliki nilai historisnya terbentuk 'Bandung Purba'.

"Lagi proses kajian ke depannya terintegrasi dari sisi sejarah geologis, dan daya tarik cagar budaya yang harus dijaga, " ujar Asep.

Baca juga: Wisata Batu Kuda Bandung Buka, Aktivitas Camping Belum Diizinkan

Wisata anti-mainstream

Selain keindahan panorama dan keunikannya, Gunung Hawu juga terkenal dengan aktivitas wisata anti-mainstream, salah satunya panjat tebing. 

Wisatawan juga bisa menikmati sensasi foto di atas hammock yang digantung di antara dua sisi gunung kapur. Di atas sana, wisatawan bisa menikmati keindahan yang ditawarkan Gunung Hawu.

Jika ingin berkunjung taati protokol kesehatan dengan memakai masker, jaga jarak minimal satu meter, gunakan hand sanitizer dan rajin mencuci tangan, serta pastikan suhu tubuh normal di bawah 37,3 derajat celcius,

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Indahnya Gunung Hawu di Padalarang, Terbentuk 27 Juta Tahun Lalu, Mirip Natural Bridge di Virginia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com