KOMPAS.com – Pulau Sumatera menawarkan berbagai jenis pilihan wisata yang menarik--salah satunya adalah wisata alam di Bukit Lawang, Kecamatan Bohorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Kawasan wisata tersebut terletak di dalam Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Hal ini membuat Bukit Lawang masih memiliki alam dan lingkungan yang asri.
Baca juga: Wisata Petualangan di Sumut Tak Hanya Danau Toba, Ada Leuser dan Asahan
Namun selain bisa menikmati keindahan alam, wisatawan juga bisa melakukan berbagai macam kegiatan wisata.
Berikut daftar lima kegiatan wisata yang bisa dilakukan di Bukit Lawang yang telah Kompas.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (11/8/2020):
Bukit Lawang merupakan tempat rehabilitasi orangutan yang telah berdiri sejak 1973, dan tempat pengamatan orangutan Sumatera sejak 1991.
Tidak heran jika saat berkunjung ke sana, banyak orangutan yang hidup dengan bebas di alam liar yang merupakan habitat aslinya. Hal ini karena 90 persen kawasan wisata tersebut merupakan hutan.
Selama menjelajahi hutan Bukit Lawang, wisatawan akan ditemani oleh seorang pemandu yang akan memberi informasi seputar orangutan yang ada di sana.
Bukit Lawang memiliki lingkungan yang masih asri. Jika ingin menikmatinya, wisatawan bisa melakukan trekking di hutan.
Kendati demikian, pengunjung harus mempersiapkan stamina agar tidak mudah lelah. Hal ini karena pendakian melalui hutan akan melalui jalur naik-turun.
Baca juga: Okupansi Hotel di Berastagi dan Parapat Sumut Mulai Naik
Selama trekking di hutan, ada baiknya kamu tetap menjaga jarak aman jika bertemu dengan orangutan terlebih saat berkunjung selama pandemi Covid-19.
Selain agar habitat orangutan tidak terganggu, juga menghindari adanya transmisi virus antara manusia dan orangutan yang dilindungi.
Tidak hanya orangutan, jika beruntung mungkin kamu juga akan bertemu dengan musang, burung kaua raja, monyet ekor panjang, beruk, atau satwa lain yang mungkin belum pernah kamu temui sebelumnya.
Goa Kelelawar terletak tidak begitu jauh dari pintu masuk Bukit Lawang. Kamu hanya perlu berjalan sekitar 15 menit untuk mencapainya.
Sama seperti namanya, gua tersebut merupakan habitat dari ribuan ekor kelelawar. Untuk melihatnya, kamu perlu bantuan senter.
Selain melihat kelelawar, Goa Kelelawar juga menawarkan pemandangan bagian dalam gua yang menarik. Kamu akan melihat beberapa stalaktit berukuran besar yang sudah terbentuk sejak ratusan tahun lalu.
Bukit Lawang memiliki sebuah sungai bernama Bahorok. Saat berkunjung ke sana, kamu bisa mengarungi Sungai Bahorok dengan menggunakan ban karet.
Baca juga: Aceh, Sumut, dan Jabar, Destinasi Wisata Kopi Indonesia
Kendati demikian selama mengarungi sungai menggunakan ban karet, wisatawan tidak akan diberi jaket pelampung. Jika ingin memacu adrenalin, kamu bisa mengikuti kegiatan tersebut.
Meski terdengar menakutkan, namun pemandangan alam di sekitar sungai mungkin akan membuatmu lupa akan rasa takut tersebut. Selain itu jika beruntung, mungkin kamu akan melihat orangutan sedang berjalan di tepi sungai.
Selain susur sungai, ada juga kegiatan arung jeram. Untuk mengikutinya, kamu akan diberikan jaket pelampung dan helm.
Tidak hanya bisa menikmati keindahan alam, Bukit Lawang juga menawarkan beberapa spot Instagramable yang patut dikunjungi.
Baca juga: Tangkahan, Keindahan Tersembunyi di Sumatera Utara
Salah satu spot Instagramable di Bukit Lawang adalah sebuah jembatan gantung yang membentang cukup panjang.
Ada juga undakan di sebuah bangunan dekat sungai untuk rafting, tumpukkan batu di Goa Kelelawar yang dihiasi oleh sinar matahari yang mengintip dari pepohonan di atas gua, serta tempat duduk yang berada di Sungai Landak.
Bukit Lawang buka, wisatawan belum bisa ke sana
Kendati Bukit Lawang sudah dibuka, namun untuk memasuki kawasan TNGL masih menunggu persetujuan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.
Hal ini diungkapkan oleh Humas Balai Besar TNGL, Sudiro, kepada Kompas.com, Selasa (4/8/2020). Dia menuturkan, nantinya wisatawan yang memasuki kawasan TNGL harus registrasi online.
Baca juga: Bupati Langkat Izinkan Kawasan Wisata Bukit Lawang Dibuka, tapi...
“Karena belum ada persetujuan dari Menteri (LHK RI). Kalaupun nanti dibuka, akan ada protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang harus dipatuhi. Untuk wisatanya sudah dibuka. Tapi itu di luar kawasan,” kata Sudiro, mengutip Kompas.com.
Sudiro menambahkan, selain harus menjalankan protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan diukur suhu tubuhnya, para wisatawan yang akan memasuki kawasan TNGL harus mengurus surat izin sehari sebelumnya.
“Harus reservasi dulu, 1 hari sebelum masuk kawasan. Mengurus simaksi online,” katanya.
Pada masa pandemi seperti saat ini, pastikan saat berkunjung tetap melakukan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, yaitu dengan mengenakan masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, serta tidak bepergian jika demam atau suhu tubuh di atas 37,3 derajat Celsius.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.