Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bali Tunda Buka untuk Wisman, Travel Agent Butuh Bantuan Pemerintah

Kompas.com - 26/08/2020, 16:50 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wisatawan mancanegara (wisman) tidak bisa berkunjung ke pulau Bali pada September 2020.

Hal tersebut sudah disampaikan Gubernur Bali Wayan Koster, pada Sabtu (22/8/2020).

"Setelah dipertimbangkan dengan segala aspek yang ada, unsur-unsur yang harus menjadi perhatian serius itu belum bisa dilakukan," kata Wayan Koster di Uluwatu, Badung seperti dikutip Tribun Bali.

Baca juga: Bali Tunda Pembukaan Pariwisata untuk Turis Asing

Melihat hal ini, industri pariwisata Bali yang sudah berharap kedatangan wisman September nanti, terpaksa kembali berharap pada ketidakpastian.

Ketua Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) Bali, I Ketut Wardana mengatakan, sebelumnya semua industri pariwisata Bali sudah menginginkan agar pembukaan wisman dilakukan lebih cepat.

"Karena sudah hampir enam bulan pariwisata Bali ini collaps dan industri sangat sulit," kata Ketut saat dihubungi Kompas.com, Rabu (26/8/2020).

Baca juga: Panduan Isi Aplikasi LOVEBALI, Syarat Wisatawan Masuk ke Bali

Ia menerangkan, Bali sangat bergantung pada industri pariwisata. Namun, ia tak bisa menolak keputusan tersebut dan memilih untuk menerimanya.

Alasan ia menerima keputusan penundaan karena pertimbangan Gubernur Bali yang sudah berkomunikasi dengan pihak Gugus Tugas pusat, jelas adanya.

"Pertimbangan yang dimaksud antara lain bahwa Indonesia terkait pandemi masih ada zona merah. Kemudian, Permenkumham 11/2020 larangan orang asing masuk Indonesia juga belum dicabut," jelasnya.

Alasan berikutnya, menurut dia, banyak negara yang belum membuka kembali border atau perbatasannya.

Baca juga: Industri Hotel di Bali Setuju Tunda Pariwisata untuk Wisman, Kenapa?

 

Turis asing di sawah berundak Ubud, BaliDok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf Turis asing di sawah berundak Ubud, Bali
Berharap bantuan talangan modal pemerintah

Untuk mengantisipasi dan tetap dapat bertahan di tengah ketidakpastian kapan wisman datang ke Bali, ia mengungkapkan travel agent di Bali berharap bantuan dari pemerintah.

Ketut mengaku, saat ini semua industri pariwisata tengah menunggu bantuan berupa dana talangan untuk dapat memulai kembali bisnis.

Baca juga: Ada Portal Satu Pintu Pariwisata Bali, Teknis Masih Dibicarakan

"Jujur banyak industri yang sudah tidak bisa bertahan. Rata-rata kemampuan mereka bisa bertahan hingga Juli, setelah itu kondisinya sangat sulit. Kami menunggu bantuan pemerintah berupa dana talangan untuk kami bisa mulai lagi bisnis karena sudah tidak ada modal," terangnya.

Adapun bantuan yang dimaksud, kata dia, dalam bentuk pinjaman berbunga ringan. Selain itu, ia juga berharap pengembalian pinjaman tersebut dalam jangka waktu yang panjang sekitar lima tahun.

"Misalnya jika sekarang keluar bantuannya, mungkin kami baru bisa mengembalikan tahun 2022, paling tidak selama lima tahun," tambahnya.

 

Pura Besakih, sebuah komplek pura yang terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem, Bali yang menjadi pusat seluruh kegiatan pura di Bali.KOMPAS.com/SHERLY PUSPITA Pura Besakih, sebuah komplek pura yang terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem, Bali yang menjadi pusat seluruh kegiatan pura di Bali.

Wisnus belum cukup bantu pariwisata Bali

Meski Bali menunda pembukaan wisman, namun Bali sudah kembali menerima kunjungan wisatawan nusantara (wisnus).

Pembukaan wisnus ini sudah berlangsung sejak 31 Juli 2020. Namun, menurut Ketut, hal ini masih belum cukup untuk membantu bergeraknya kembali pariwisata Bali.

Baca juga: Pariwisata Bali Mulai Pulih, Ada 35 Penerbangan per Hari ke Bali

"Belum cukup, 2018 dengan jumlah wisman 6,3 juta orang, wisnus 10 juta orang, tingkat hunian hotel rata-rata hanya 60 persen. Artinya ada 40 persen yang kosong. Jadi supply kita cukup tinggi," jelasnya.

Wisatawan menikmati senja di Pantai Seminyak, Badung, Bali, Senin (22/7/2019). Pantai Seminyak menjadi salah satu lokasi favorit wisatawan untuk menyaksikan matahari terbenam.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Wisatawan menikmati senja di Pantai Seminyak, Badung, Bali, Senin (22/7/2019). Pantai Seminyak menjadi salah satu lokasi favorit wisatawan untuk menyaksikan matahari terbenam.

Hal tersebut baru termasuk industri hotel. Menurutnya, masih banyak industri pariwisata lain seperti transportasi, restoran, pemandu wisata atau guide.

"Sekarang jumlahnya sudah di atas 6.000," tambahnya.

Meski demikian, ia mengaku tetap mensyukuri pembukaan wisnus. Pembukaan ini menggambarkan bahwa pariwisata di Bali mulai ada kehidupan, kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com