Hotel Kapsul Diprediksi Akan Menjamur di Indonesia, Kenapa?

KOMPAS.com – Indonesia memiliki berbagai macam pilihan jenis hotel, mulai dari hotel berbintang, hotel virtual, hingga hotel kapsul.

Untuk hotel kapsul sendiri, beberapa properti dengan konsep tersebut mulai terlihat makin digemari lantaran terbilang cukup unik dan memberi kesan menginap yang berbeda.

CEO Bobobox Indra Gunawan mengatakan, tren hotel kapsul di Indonesia pasti akan menjamur di Indonesia.

“Tren untuk orang pelancong sudah pasti mereka akan mencari yang lebih terjangkau. Hotel kapsul bisa menjadi solusi,” kata dia.

Baca juga: Layanan Makanan di Hotel Syariah, Ikuti Adab Makan dan Minum dalam Islam

Pernyataan itu Indra sampaikan dalam konferensi pers virtual peluncuran dua properti baru Bobobox, Jumat (28/8/2020).

Ia melanjutkan, hotel kapsul juga dapat menguntungkan para pemiliknya karena dianggap bisa membantu mempertahankan bisnis di masa pandemi Covid-19.

“Kita lihat, sekarang banyak operator lain, bahkan hotel berbintang, harus mengurangi biaya (operasional). Tapi, kita lihat lagi, sampai berapa lama mereka bisa mengurangi biaya ini,” imbuh Indra.

dok. Instagram @bobobox_id Hotel kapsul Bobobox.

Indra tidak menampik bahwa masyarakat yang menjadi target pasar hotel-hotel berbintang pasti akan kembali lagi.

Namun, sambung dia, selama masa pemulihan, akomodasi yang lebih terjangkau akan lebih bisa bertahan melewati krisis.

Ukuran hotel kapsul dirasa menguntungkan

Menurut Indra, saat ini banyak properti yang kamarnya kosong dan belum menemukan konsep yang pas untuk menarik minat wisatawan untuk menginap.

Namun, bagi dia, hotel kapsul yang memanfaatkan ruang dengan baik dirasa bisa membantu mengembalikan pemasukan para pemilik akomodasi.

Baca juga: Ini Tanggapan OTA Soal Tren Voucher Menginap di Hotel yang Fleksibel

“Ada banyak potensi untuk hotel kapsul, tetapi juga harus didukung teknologinya. Kalau hanya memasang kapsul akan sulit. Di sini, kami lihat peran teknologi dalam industri,” ujar Indra.

Saat ini, Bobobox memiliki 13 properti dan 900 sleeping pod yang tersebar di beberapa lokasi, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, dan Solo.