Selain itu menurut Hermawan, implementasi protokol kesehatan akan sangat berbeda untuk aktivitas Umrah. Karena tujuan Umrah adalah beribadah, maka protokolnya pasti akan sangat ketat.
Berbeda dengan protokol kesehatan yang diterapkan untuk kepentingan pariwisata. Banyak wisatawan, kata Hermawan, yang kemudian mencari celah untuk tidak mematuhi protokol kesehatan yang berujung pada terbentuknya klaster-klaster baru virus Covid-19.
Berlibur di masa pandemi sangat berisiko. Apalagi jika berlibur ke luar negeri. Akan lebih baik jika masyarakat berusaha untuk berlibur di area yang masih tidak terlalu jauh dari rumah. Bahkan tidak juga ke luar kota.
Salah satu risiko yang paling besar tentu saja penularan virus Covid-19. Pasalnya ada banyak sekali titik publik yang mempertemukan orang-orang dalam jumlah besar di satu tempat.
Baca juga: Kapan Orang Indonesia akan Merasa Aman Liburan Ke Luar Negeri?
Sebut saja bandara, alat transportasi yang digunakan seperti pesawat dan bus, sampai tempat wisata dan area bisnis atau perbelanjaan.
“Itu semua akan sulit kalau dilakukan tracing. Sewaktu ada kasus, tracingnya akan rumit betul,” ujar Hermawan.
Tak itu saja, risiko yang juga mungkin terjadi adalah soal strain mutasi virus Covid-19. Menurut Hermawan, bisa saja karena terlalu terbuka dengan dunia luar akan menyebabkan munculnya strain virus baru di Indonesia.
Salah satu penyebabnya tentu saja dengan terbukanya akses mobilitas antar negara, yang bisa terjadi lewat wisata ke luar negeri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.