Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Orang Indonesia Akan Merasa Aman Liburan ke Luar Negeri?

Kompas.com - 03/11/2020, 15:01 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi


KOMPAS.com –  Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia Hermawan Saputra berharap masyarakat untuk menunda perjalanan ke luar negeri, khususnya untuk liburan sampai vaksin Covid-19 ditemukan.

"Vaksin itu bukan harapan segalanya, tetapi vaksin akan membantu sebagai support of primary prevention. Mendukung upaya pencegahan," kata dia saat dihubungi Kompas.com, Selasa (3/11/2020).

Pernyataan serupa juga disampaikan Sekretaris Jenderal Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO) Pauline Suharno. Diprediksi masyarakat Indonesia akan merasa aman liburan ke luar negeri saat vaksin sudah ditemukan.

Menurut dia, masyarakat saat ini cenderung terbagi dua. Ada yang memang sangat perhatian terhadap keamanan selama pandemi dan ada juga yang cenderung cuek.

Baca juga: Kapan Singapura akan Terima Turis Indonesia?

Bagi mereka yang cukup peduli, cenderung akan menunda perjalanan liburan ke luar negeri sampai setelah vaksin ditemukan.

Mereka masih belum merasa aman untuk liburan ke luar negeri, meski telah mengetahui bahwa di pesawat pun ada teknologi khusus yang memastikan udara tetap bersih.

Ilustrasi Singapura - Haji Lane.SHUTTERSTOCK Ilustrasi Singapura - Haji Lane.

Menurut Pauline, masyarakat yang lebih sadar ini biasanya berasal dari kalangan berpendidikan. Mereka pula yang selama ini lebih sering bepergian ke luar negeri, baik untuk liburan atau pekerjaan.

Dengan keadaan pandemi seperti ini, orang-orang cenderung akan menahan diri untuk bepergian. Apalagi untuk bepergian jarak jauh.

Baca juga: Ada Visa Khusus Turis Asing di Thailand, untuk Negara Mana Saja?

“Ya kita prediksinya kalau vaksin sudah keluar. Kemudian negara-negara juga lebih banyak yang membuka perbatasannya, terutama negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand,” kata Pauline.

Menurut dia jika negara-negara tetangga yang jaraknya relatif dekat itu membuka perbatasan, diprediksi masyarakat pun akan bisa lebih percaya diri untuk liburan ke luar negeri.

Masjid di Kota Kinabalu, MalaysiaThinkStock Masjid di Kota Kinabalu, Malaysia

Khususnya negara-negara yang sangat mengandalkan pergerakan turis inbound, dipastikan akan membuka perbatasan mereka cepat atau lambat. 

Pauline membandingkan situasi ini dengan ketika pariwisata domestik di Indonesia kembali dibuka. Misalnya saat liburan panjang di akhir Oktober 2020, banyak masyarakat yang kemudian berlibur ke destinasi yang tidak jauh dari Ibu Kota, seperti Bandung.

Baca juga: Jepang Longgarkan Perbatasan untuk 8 Negara, Ada Indonesia?

Saat negara-negara luar makin banyak yang membuka pintu perbatasannya, masyarakat yang cenderung nekat mungkin akan langsung bepergian. Hal itu karena akumulasi rasa jenuh selama di rumah saja.

“Mumpung murah mungkin ya, jenuh juga. Tapi bisa juga mereka terlalu percaya diri. Mungkin lihat cerita orang-orang yang sembuh dan mereka jadi mikir enggak apa-apa,” sambung Pauline.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com