Edy mengatakan dengan kuota wisatawan sebanyak 7.000 per hari berarti sudah sekitar 60 persen dari jumlah rata-rata pengunjung di Candi Prambanan saat sebelum pandemi COVID-19 atau pada 2019.
"Jadi memang ini harus kami lakukan bertahap, karena yang paling utama adalah kami ingin memastikan bahwa protokol yang kami jalankan itu betul-betul bisa kita implementasikan," kata Edy.
"Jadi kami ingin menghadirkan destinasi yang aman, yang sehat yang juga tetap tidak mengurangi kenyamanan dari para wisatawan," katanya.
Baca juga: Candi Prambanan Tempat Syuting Twogether, Ada Apa Saja?
Ia mengatakan yang harus disadari bersama adalah bahwa semua fokus di protokol kesehatan, terutama melatih SDM untuk bisa mengimplementasikan standar operasional prosedur (SOP) AKB pariwisata.
"Karena beda handling 1.500 dan 2.500 dan 7.000 nantinya. Ini kondisinya berbeda. Nah inilah yang kami selalu evaluasi," katanya.
Bagi wisatawan atau pengunjung Candi Prambanan, kata dia, juga disiplin untuk taat kepada protokol kesehatan, seperti menggunakan masker yang aman dari kain tiga lapis.
"Menggunakan masker dengan baik dan benar itu cara paling mudah untuk mencegah penularan Covid-19. Ketika kita menggunakan masker itu peluang tertularnya turun hampir 80 persen. Dengan catatan maskernya tiga lapis, dan memakainya dengan benar, " katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.