Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Kebijakan Wajib Rapid Antigen, Okupansi Hotel DIY Tinggal 25 Persen

Kompas.com - 21/12/2020, 10:10 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.COM - Diberlakukannya aturan wajib rapid test antigen untuk masuk ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) membuat jumlah wisatawan yang akan berkunjung menurun.

Kini setelah diberlakukannya kebijakan tersebut jumlah okupansi di DIY hanya sebesar 25 persen.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranowo Eryono merinci pada bulan November, yaitu periode pertengahan hingga akhir jumlah okupansi masih 60 persen. Lalu turun menjadi 30 persen karena muncul hoax.

“Setelah adanya Hoax kami mencoba menjelaskan kepada para wisatawan kondisi terkini DIY dan kembali naik menjadi 42 persen,” ujarnya saat dihubungi wartawan, Minggu (20/12/2020).

Baca juga: Ada Aturan Wajib Rapid Tes Antigen, Hotel di Yogyakarta Alami Banyak Pembatalan

Angka 42 persen tersebut stagnan hingga adanya aturan pusat yang mewajibkan pelaku perjalanan harus membawa surat hasil antigen. Setelah muncul aturan tersebut okupansi hotel turun menjadi 25 persen.

Angka tersebut merupakan angka akumulasi dari seluruh DIY, bukan hanya angka di tiap-tiap hotel. Menyeluruh pada semua kelas hotel yang ada di DIY.

“Jadi itu rata-rata se-DIY 25 persen. Target kami pada tanggal 25 Desember hingga 2 Januari itu 70 persen. Ini sangat berat," Imbuh Deddy.

Kebijakan yang terburu-buru

Dirinya menilai bahwa kebijakan ini merupakan kebijakan yang terburu-buru untuk diterapkan. Karena dengan kebijakan wajib antigen dinilai dapat mematikan usaha hotel maupun restoran.

Bahkan menurut dia kondisi seperti ini tidak hanya dirasakan oleh pariwisata di DIY tetapi secara nasional juga merasakan hal serupa.

Baca juga: Hotel di Yogyakarta Masih Terapkan Syarat Rapid Antibodi untuk Tamu

 

“Kalau kebijakan antigen, kami PHRI DIY menilai kebijakan ini sangat mendadak bagi kita dan memberatkan wisatawan. saya berbicara secara nasional akan mematikan industri hotel dan restoran,” imbuh Deddy.

Bregodo Jogo MalioboroDok. Visiting Jogja Bregodo Jogo Malioboro

Untuk mengatasi penurunan okupansi tersebut, pihaknya mendorong warga DIY untuk melakukan staycation, yakni wisatawan dari DIY berwisata di dalam DIY.

Staycation diharap dapat menjadi solusi dari menurunnya okupansi hotel di DIY, mengingat para Aparatur Sipil Negara (ASN) diimbau tidak keluar DIY selama libur Natal dan Tahun baru.

“ASN kan gak boleh keluar-keluar bisa staycation di hotel bisa menambah amunisi kita karena kerugian kita cukup banyak,” ujar dia.

Baca juga: 4 Langkah Yogyakarta Sambut Wisatawan Saat Libur Akhir Tahun

Pihaknya juga telah membuat berbagai promo untuk menarik minat wisatawan asal DIY melakukan staycation.

“Sekarang muncul (promo staycation) lagi tentunya dengan harga luar biasa murah. Ada yang 2 hari, minim 2 hari sampai dengan 7 hari rata-rata harga kisaran per hari dari kelas non-bintang Rp 200.000, yang bintang 5 Rp 4-5 juta per harinya,” sambung Deddy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com