KOMPAS.com – Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan pada Minggu (18/4/2021) bahwa negaranya tidak buru-buru membuka perbatasan internasional.
Melansir CNN, Minggu, hal tersebut karena mereka tidak ingin mempertahankan keberhasilan Negeri Kanguru terhadap penanganan pandemi Covid-19.
Menurut Johns Hopkins University, sebagai salah satu dari negara-negara yang memiliki kinerja lebih baik dalam pandemi dengan kurang dari 30.000 kasus dan 910 kematian yang dilaporkan, perbatasan Australia masih ditutup.
Baca juga: Wisata ke Tangalooma Australia, Seluncur di Pasir hingga Jelajah Pulau
Penutupan perbatasan yang cepat, serta pembatasan setelah kenaikan regional sporadis dalam kasus Covid-19 sejauh ini mampu menurunkan jumlahnya.
“Australia sedang tidak buru-buru untuk membuka perbatasan tersebut, saya jamin,” ungkap Morrison dalam sebuah siaran televisi, mengutip Reuters.
Dia melanjutkan, dia tidak akan mempertaruhkan cara hidup para warga Australia yang saat ini sangat berbeda dengan negara lain di dunia.
Meski saat ini Australia masih menutup perbatasannya, ada kemungkinan wisatawan akan diizinkan berkunjung pada akhir 2021.
Pada Jumat (16/4/2021), Morrison mengusulkan, prioritasnya adalah untuk mengizinkan warga Australia yang telah divaksinasi untuk terbang masuk dan keluar negara tersebut.
Baca juga: Ini Waktu Terbaik untuk Liburan Musim Dingin di Australia
Akan tetapi, dia mengatakan bahwa pembukaan sebagian perbatasan bahkan masih jauh dan tidak akan dipertimbangkan hingga warga yang rentan benar-benar telah divaksinasi.
Lebih lanjut, Morrison menambahkan bahwa pelonggaran pembatasan dapat menyebabkan adanya 1.000 kasus Covid-19 per minggu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.